Cuaca Ekstrem, Satu Bulan Nelayan Tak Melaut, Minta Pemerintah Peduli
BERSIHKAN: Nelayan saat sedang membersihkan hasil tangkapannya beberapa waktu lalu. --Abdi/rb
KORANRB.ID – Cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda perairan Bengkulu selama sebulan terakhir memaksa ratusan nelayan di kawasan Malabero, Kota Bengkulu, untuk menghentikan aktivitas melaut.
Hal itu dikarenakan, tingginya gelombang yang mencapai 1,5-4 meter serta angin kencang yang berhebus kencang hingga 15-27 knot, sehingga menciptakan risiko besar bagi keselamatan mereka.
Ketua Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu (ANTB), Rahmadsyah disapa Ujang Joker, mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat memengaruhi kehidupan para nelayan yang menggantungkan penghasilan dari hasil tangkapan ikan.
“Kalau cuaca seperti ini, kami tidak bisa melaut. Gelombangnya terlalu besar, perahu kecil kami tidak mampu menahan. Terakhir melaut habis Pilkada kemarin (1 bulan lalu, red),” keluh Ujang.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada para nelayan, tetapi juga pada sektor ekonomi masyarakat sekitar. Pasokan ikan segar di pasar tradisional menurun drastis, mengakibatkan kenaikan harga yang signifikan.
BACA JUGA:Pendaftaran PPPK Tahap II Berakhir 31 Desember
BACA JUGA: Sempat Antre Panjang, BBM di Arga Makmur Dipastikan Aman Saat Nataru
“Iya tentu mempengaruhi pendapatan kami para nelayan. Sangat terdampak. Namun, saat hari-hari cuaca tidak ekstrem. Nelayan banyak berani mencari ikan dipesisir pantai saja,” terang Ujang.
Lebih lanjut, Ujang mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terkait dalam memberikan bantuan kepada nelayan yang terdampak.
“Baik dari Pemerintah kota maupun provinsi. Belum ada bantuan sama sekali,” terang Ujang.
Lebih lanjut, atas keluhan nelayan tersebut, RB berupaya melakukan konfirmasi kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu, namun hingga berita ini diterbitkan, RB belum mendapatkan balasan.
Sementara itu, Koordinator data dan informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar mengatakan, bahwa Pola angin di wilayah Bengkulu umumnya bergerak dari Barat Timur laut dengan kecepatan angin berkisar 1035 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau berpotensi terjadi di wilayah pesisir hingga Samudera Hindia Barat Bengkulu. Adanya belokan angin dan konvergensi dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Libur Nataru, Wistawan Harus Tahu Lokasi Rawan Longsor di Kabupaten Lebong