Giat Balai Pelestarian Kebudayaan: Konservasi Koleksi Tekstil di Rumah Pengasingan Bung Karno

IDENFIKASI: Proses inditifikasi koleksi tekstil pertujukan Monte Carlo di rumah pengasingan Bung Karno beberapa waktu lalu. RENO/RB--

KORANRB.ID – Lestarikan benda Cagar Budaya, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu – Lampung giatkan konservasi koleksi testil di rumah pengasingan Bung Karno.

Pamong Budaya Ahli Pertama sekaligus Ketua Kegiatan, Heru Susanto, S.Si menuturkan kegiatan studi konservasi tersebut difokuskan pada koleksi tekstil yang tersimpan di rumah bekas kediaman Bung Karno. 

“Studi ini kita lakukan dalam beberapa hari, untuk melakukan konservasi ke beberapa koleksi pakaian dan ada juga baju pentas atau pertunjukan Monte Carlo yang bernah digagas oleh Bung Karno selama di Bengkulu,” jelas Heru.

Studi konservasi tersebut bertujuan untuk memerikasa kondisi terkini koleksi tekstil terkait kerusakan dan tingkat keterawatan, sehingga data yang diperoleh akan menjadi dasar untuk langkah-langkah konservasi di waktu yang akan datang sekaligus sebagai bagian dari upaya pelestarian benda Cagar Budaya di lokasi bersejarah tersebut.

BACA JUGA:BUMDes Banyak Mati Suri jadi Perhatian Kejari Kepahiang

BACA JUGA:Paling Lambat Penetapan Paslon Terpilih Kaur Dilakukan Januari 2025

Lanjut Heru studi konservasi tersebut mencakup pakaian pribadi Bung Karno seperti baju dan celananya serta beberapa spanduk pertunjukan sandiwara alias tonil monte carlo yang pernah digagas langsung oleh Bung Karno selama menjalani pengasingan di Bengkulu pada tahun 1938 hingga 1942. 

“Jadi ada beberapa koleksi pakaian pertujukan sadiwara atau tonil Monte Carlo yang dulunya digagas langsung pada saat di asingkan di Provinsi Bengkulu,” jelasnya.

Sementara pelaksanaan kegiatan studi konservasi tersebut dimulai dengan identifikasi kerusakan koleksi tekstil, proses tersebut mencakup observasi secara makroskopik untuk mendeteksi kerusakan pada tekstil seperti sobek, berlubang dan pemudaran warna, serta observasi secara mikroskopik untuk melihat lebih jelas pelapukan pada serat tekstil. 

BACA JUGA:Selkom Guru PPPK Tahap I Tunggu Perangkingan Panselnas, 2 Formasi Lain Diminta Persiapkan Dokumen Pendukung

BACA JUGA:Ini Daftar 11 Pejabat Fungsional Kepahiang Baru Dilantik

“Tingkat keasaman tekstil juga dicek menggunakan pH meter stick sebagai dasar untuk konservasi yang selanjutnya pencucian,” tutur Heru. 

Selain identifikasi kerusakan, juga dilakukan konservasi berupa pembersihan mekanis kering menggunakan kuas untuk mengangkat debu dan kotoran lainnya, sebagai langkah pelindungan dilakukan juga fumigasi dengan bahan kimia berupa tyhmol untuk mengusir serangga perusak.

Ditambahkan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu – Lampung, Drs. Nurmatias dengan adanya kegiatan konservasi tersebut ia berharap dapat berjalan secara berkelanjutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan