Bulog Rejang Lebong Butuh Tambahan Gudang Penyimpanan

BACA JUGA:Eks Sekwan Kepahiang Blak-blakan Aliran Dana Rp11,4 Miliar, Singgung Pilkada 2020

"Sebagian besar petani di sini adalah petani penggarap. Mereka tidak memiliki lahan sendiri, sehingga hasil panen mereka lebih sedikit. Selain itu, mereka lebih fokus pada kebutuhan konsumsi pribadi dibandingkan menjual hasil panennya," jelas Amrul.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong peningkatan produksi pertanian, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. "Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan hasil panen para petani. Dukungan pemerintah daerah dan Bulog sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini," terangnya.

Selain tantangan kualitas, mekanisme penyerapan hasil tani juga menjadi perhatian utama. Hingga kini, Perum Bulog KC Rejang Lebong masih menunggu petunjuk teknis terkait proses penyerapan, termasuk aturan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus diikuti.

"Teknis dan aturannya seperti apa, kita masih menunggu arahan. Ini penting agar proses penyerapan berjalan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah pusat," jelas Musalim.

Bulog berharap, petunjuk teknis tersebut segera diterbitkan agar proses penyerapan dapat dimulai secepatnya. Hal ini mengingat kebutuhan penyimpanan hasil panen yang terus meningkat seiring waktu.

Untuk mendukung keberhasilan program ini, sinergi antara pemerintah daerah, Bulog, dan para petani harus terus ditingkatkan. Tidak hanya itu, dukungan fasilitas seperti penambahan gudang penyimpanan juga menjadi hal yang sangat mendesak.

“Kita optimis, dengan kerja sama yang baik antar pemerintah daerah, langkah ini dapat menjadi model keberhasilan program swasembada pangan nasional. Selain meningkatkan kesejahteraan petani, hal ini juga diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan Indonesia secara keseluruhan,” pungkas Musalim.