Tingkatkan Kemampuan IKM Pasarkan Produk Unggulan

EKSPOR: Gula aren yang diproduksi CV. Temon Agro Lestari sudah dilakukan ekspor perdana ke Belanda berupa 5.000 pcs kemasan pouch 200 gram.-foto: kemenperin/koranrb.id-
BACA JUGA:Pastikan Takjil Aman Dikonsumsi, BPOM Lakukan Uji Sampling
Serangkaian kegiatan pembinaan yang telah dilakukan tersebut berhasil meningkatkan kualitas produk gula aren dan pangsa pasar ekspor produk gula aren Desa Temon.
Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan CV. Gula Aren Temon dalam pameran berskala internasional, yaitu Trade Expo Indonesia 2024 dan beberapa pameran di mancanegara seperti Jepang.
Pada tahun 2025, CV. Temon Agro Lestari telah melakukan ekspor perdana ke Belanda berupa 5.000 pcs kemasan pouch 200 gram yang menggunakan label Gula Aren Temon, dengan permintaan yang terus berlanjut.
Reni menuturkan, dalam rangka memenuhi persyaratan ekspor ke berbagai negara tujuan, CV. Temon Agro Lestari telah memiliki berbagai sertifikasi seperti Global Standards (GS) 1, Halal, Good Manufacturing Practice (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Japanese Agriculture Standards (JAS), dan United States Department of Agriculture (USDA)”.
“Saat ini, CV. Agro Temon Lestari sedang menjajaki pasar di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan terlebih dahulu melakukan pengurusan sertifikasi General Administration of Customs of China (GACC), yang merupakan sertifikasi wajib yang harus dilakukan oleh perusahaan yang ingin mengekspor produk pangan ke RRT,” jelas Reni.
Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugoroho menambahkan, keberhasilan pembinaan produk gula aren di Desa Temon, Kabupaten Pacitan telah membuktikan bahwa sinergi yang dilakukan oleh Ditjen IKMA dan LPEI sudah tepat dalam melakukan pembinaan kepada Sentra IKM Desa Devisa.
Selain itu, sinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan yang berperan aktif untuk melakukan pengawasan secara intensif terhadap keberlanjutan usaha produksi gula aren juga mendukung pelaksanaan program Sentra IKM Desa Devisa.
Ke depannya, diharapkan agar sinergi tersebut dapat terus berlanjut melalui pelaksanaan pembinaan kepada Sentra IKM Desa Devisa di daerah lainnya yang memiliki produk potensi ekspor.
“Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap calon Sentra IKM Desa Devisa terkait kesiapan produk, kelembagaan, infrastruktur, dan dukungan Pemerintah Daerah sehingga pembinaan yang akan dilakukan dapat tepat sasaran dan optimal,” tutur Bayu.