Gandeng KP2MI, Kemenperin Buka Kesempatan Mahasiswanya Kerja di Luar Negeri

KESEMPATAN: Kemenperin Buka Kesempatan Mahasiswanya Kerja di Luar Negeri. IST/RB--

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan menyatakan, pihaknya sedang merintis untuk memasok tenaga kerja internasional melalui sekolah dan kampus vokasi industri di bawah naungan Kemenperin.

“Untuk itu, Kemenperin menyusun kebijakan untuk menciptakan SDM berdaya saing global dengan meningkatkan kerja sama luar negeri melalui pelatihan-pelatihan yang bekerja sama dengan negara maju, peningkatan standar kurikulum, sertifikasi internasional, prakerin dan magang di luar negeri, serta kelas industri internasional,” ungkapnya.

BACA JUGA:Pembayaran Tunjangan Sertifikasi 1.539 Guru di Bengkulu Utara Sebelum Idul Fitri Terancam Batal

BACA JUGA:Tempati Rumdin, Bupati Rachmat Buka Bersama Kades dan Warga: Santuni Yatim

Salah satu kelas industri internasional yang dibentuk adalah kelas industri Morimitsu Jepang yang fokus pada pembentukan tenaga pengelasan tingkat mahir di Politeknik ATI Makassar sebagai kampus vokasi Kemenperin yang memiliki spesialisasi di bidang teknologi industri dan manufaktur.

“Program kelas industri ini merupakan program awal pendidikan kelas internasional yang mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri, dalam hal ini ke Jepang, yang diawali dengan pelaksanaan short-term internship bagi mahasiswa,” jelas Masrokhan. 

Pada pelaksanaannya, Kemenperin juga didukung oleh KP2MI yang memiliki tugas memberikan pelindungan bagi pekerja-pekerja migran Indonesia di luar negeri.

Direktur Politeknik ATI Makassar Muhammad Basri mengungkapkan, pihaknya saat ini telah bekerja sama dengan dua industri dari Jepang, yaitu Morimitsu Industry Co, Ltd dan Asia Afrika Investment (AAI) Co, Ltd. dalam program magang dan penempatan kerja mahasiswa di Jepang pada bidang keahlian pengelasan atau welding di Program Studi Teknik Manufaktur Industri Agro.

Sebanyak 18 mahasiswa telah mengikuti short-term internship program di Nagasaki, Jepang selama dua pekan sejak 17 Februari-2 Maret 2025. 

Setelah mengikuti program ini, peserta yang berkesempatan akan membantu peserta lainnya untuk beradaptasi pada saat magang selama satu tahun yang dijadwalkan pada September 2025 mendatang.

“Program ini tidak hanya memberikan wawasan tentang teknologi manufaktur di Jepang, tetapi juga mengasah keterampilan kerja serta meningkatkan daya saing lulusan kami di pasar global,” imbuhnya.

Basri berharap, Politeknik ATI Makassar dapat menyiapkan dan menjalankan dengan baik program ini agar mahasiswanya memiliki pengalaman internasional sekaligus meningkatkan kompetensi dan daya saingnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan