Pastikan Kejelasan Polemik SUTT PT. TLB di Seluma, Kanopi Inisiasi Ini

Sejumlah pihak terkait saat melakukan peninjauan langsung kerumah warga di Desa Padang Kuas untuk mendengarkan keluhan warga. --zulkarnain wijaya/rb
KORANRB.ID - Hingga penghujung ramadhan 1446 Hijriah, tidak kunjung ada kejelasan mengenai polemik jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) milik PT. TLB di Desa Padang Kuas Kecamatan Sukaraja.
Untuk memastikan kejelasannya, rencananya Kanopi Hijau Indonesia (KHI) mengisiniasi pertemuan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, perusahaan, tim peneliti, warga setempat dan pihak terkait untuk membahas keputusannya.
Hal ini disampaikan Tim Monitoring KHI, Cimbyo.
Dikatakannya bahwa komunikasi antara sejumlah pihak diatas sudah dilakukan, tetapi untuk jadwal secara resminya belum dapat dipastikan kapan.
BACA JUGA:Punya Mata Besar! Berikut 5 Fakta Unik Beluk Jampuk, Ada di Indonesia
BACA JUGA:Menilik 5 Fakta Unik Kelinci Sauteur d'Alfort, Tidak Bisa Melompat
Namun mengingat keluhan yang diterima warga kian bertambah, maka perlu ada kejelasan dan keputusan sehingga polemik ini dapat segera dituntaskan.
"Rencananya tidak lama setelah lebaran sudah ada pertemuan untuk menyimpulkan keputusannya. Untuk waktu pastinya masih akan ditentukan nanti,"sampai Cimbyo.
Ditambahkan Ketua KHI, Ali Akbar, KHI juga telah menyurati Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu untuk meminta hasil terkait kepatuhan perusahaan terhadap analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dalam pendirian SUTT di Desa Padang Kuas.
Karena hingga saat ini pun hasil pastinya belum diketahui, padahal penilaian sudah dilakukan 3 pekan lalu, hampir bersamaan dengan penelitian dari UNIB mengenai medan listrik dan magnetik.
BACA JUGA:Bisa Melukai Manusia! Berikut 5 Fakta Unik Barakuda Mulut Kuning
BACA JUGA:Ini Hasil Temuan Sidak Bupati dan Jajaran ke RSUD Kepahiang, WC Ikut Dicek
"Kita juga menunggu hasil dari DLHK Provinsi Bengkulu terkait kepatuhan AMDAL oleh perusahaan, ini menjadi pertimbangan untuk menentukan keputusan yang harus dilakukan,"pungkas Ali.
Keluhan warga Desa Padang Kuas terhadap kerusakan alat elektronik dan rasa traumatis kian bertambah setiap pekannya, terlebih lagi saat terjadi hujan disertai petir. Seperti yang terjadi pada Kamis malam 21 Maret 2025, warga Desa Padang Kuas kembali diteror sambaran petir.