Lestarikan Budaya Lokal Sekujang, Mengandung Nilai-Nilai Kemanusiaan

KEPAHIANG,KORANRB.ID - Setiap memasuki bulan Syawal ada kegiatan adat yang rutin dijalankan warga Desa Tapak Gedung Kecamatan Tebat Karai.

Ya, tahun ini tepatnya saat memasuki 2 Syawal 1446 H warga desa kembali melaksanakan tradisi Sekujang. 

Tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun ini, terus dipertahankan guna melestarikan budaya lokal. 

Kades Tapak Gedung, Robi Indarta bersyukur warga desanya tetap antusias melestarikan budaya lokal yang sudah ada sejak dahulu kala. Tak hanya warga lokal, festival budaya Sekujang di Desa Tapak Gedung ini menurutnya juga menarik perhatian warga lainnya.

BACA JUGA:Bupati Kepahiang Nikahkan Putri Ketiga, Mantu Atlet Balap Sepeda Nasional

BACA JUGA:SK Pemberhentian Kades Kemang Manis di Meja Bupati  

"Festival Sekujang ini merupakan tradisi turun temurun suku Serawai yang digelar disetiap tanggal 2 Syawal atau lebaran kedua. Ini terus dilestarikan warga," kata Kades. 

Festival Sekujang jadi menarik, lantaran pemainnya mengenakan pakaian yang menyeramkan. Layaknya pesta Halloween milik budaya barat. 

Pemain Sekujang mengenakan topeng seram terbuat kardus bekas dan ijuk, ada juga karakter pocong dan wanita hamil hingga alim-ulama. 

BACA JUGA:Zakat Fitrah di Seluma Tembus Rp2,7 Miliar, Semidang Alas Tertinggi

BACA JUGA:2 Tragedi Hebohkan Warga Lebong Selama Libur Idul Fitri: Ayah Bunuh Anak hingga Penemuan Mayat

Bedanya dengan Halloween, di tradisi Sekujang ada nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya.

"Sekujang ini merupakan tradisi yang telah digelar sejak puluhan tahun yang lalu. Para pemain Sekujang akan mendatangi rumah warga dan mendapatkan imbalan berupa kue atau makanan. Selanjutnya tuan rumah akan didoakan oleh pemain Sekujang sesuai dengan permintaan tuan rumah," papar Kades. 

Permintaan tuan rumah juga beragam mulai dari lancar rezeki, kesembuhan dari penyakit, minta keturunan hingga minta jodoh.