Masuk Musim Penghujan, Dinkes Kaur Ingatkan Warga Waspada DBD

FOGGING: Tim dari Dinkes gerak cepat saat melakukan fogging saat ada laporan kasus DBD.-foto: ical/koranrb.id-
BINTUHAN - Satu minggu belakangan ini Kabupaten Kaur diguyur hujan dari intensitas tinggi hingga sedang. Selain bencana alam banjir dan longsor, masyarakat Kabupaten Kaur juga harus waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hujan yang terus turun dikhawatirkan akan membuat beberapa tempat menjadi tergenang air sehingga dijadikan nyamuk DBD untuk berkembang biak. Masyarakat Kaur diminta agar tidak membiarkan ada wadah bekas sampah khususnya yang tergenang air karena itu bisa dijadikan tempat berkembang biak nyamuk DBD.
Memasuki bulan April 2025, Dinkes Kaur mencatat kasus DBD memang sudah melandai jika dibandingkan dengan tahun 2024. Hingga saat ini tercatat hanya ada 5 kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Kaur. Akan tetapi, Dinkes Kaur meminta agar masyarakat Kaur tetap waspada sebab di tahun 2024 kasus DBD di Kabupaten Kaur melonjak sampai dengan 166 kasus.
"Sekarang musim penghujan, perlu diketahui salah satu faktor utama kasus DBD tinggi adalah cuaca ekstrem. Untuk itu masyarakat diminta agar tetap waspada," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) H. Sapuan Ilyas, SKM, M.AP.
BACA JUGA:Pelayanan Pasien di RSUD HD Manna Tetap Normal Tanpa Kendala
Sapuan meminta agar masyarakat Kaur selalu menerapkan menerapkan 3M plus, yakni Menguras, Menutup, Mengubur. Sebab ini adalah salah satu program langsung dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan penanganan kasus DBD.
Memberantas DBD memang memerlukan, keterlibatan semua pihak baik itu Dinkes, Pemdes, hingga masyarakat setempat.
"Tahun lalu pelajaran besar bagi kita, jangan sampai terulang lagi. Sampai-sampai RSUD Kaur itu penuh dengan pasien DBD semua," sampai Sapuan.
BACA JUGA:Segini Nilai Investasi Awal Pelabuhan di Bengkulu Utara, Ini Pesan Bupati ke Camat
BACA JUGA:Pelajar SMK 5 Kaur Dikabarkan Hanyut di Muara Sambat, Pencarian Masih Dilakukan Hingga Malam
Sementara itu, Sapuan menjelaskan imbas dari efisiensi anggaran dana untuk penanganan DBD di tahun ini bakal dipangkas dari yang sebelumnya sebesar Rp30 juta.
Padahal anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang di tahun 2024 lalu tidak dilakukan dengan begitu maksimal.
"Untuk anggaran penanganan DBD sampai dengan saat ini memang belum diketahui berapa, sebab ada pemangkasan," jelas Sapuan.