Dari Korban Letusan Gunung Agung Bali, Jadi Pusat Budaya Ogoh-ogoh di Provinsi Bengkulu
Salah satu tradisi ogoh-ogoh yang digelar di Bengkulu Utara. (FOTO: Tri Shandy Ramadani/RB)--
KORANRB.ID – Dalam 10 tahun belakangan ini, Desa Rama Agung justru sangat dikenal sebagai desa miniatur Indonesia yang memelihara kerukunan, terutama kerukunan beragama. Salah satunya ada budaya Ogoh-ogoh di desa ini yang menjadi pusat di Provinsi Bengkulu.
Namun tahukah anda ada sejarah panjang dalam berdirinya Desa Rama Agung, Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara hingga menjadi desa yang dikenal dan maju seperti sekarang.
BACA JUGA:Pernah 2 Abad Dijajah Belanda, Ternyata Ini Asal Muasal Nama “Curup”, Ibukota Rejang Lebong
Meskipun memang berdasarkan data desa umat pemeluk Agama Islam masih lebih besar, namun desa ini memiliki ciri khas yang kental dengan umat Hindu Bali.
Maklum, desa ini dikenal sebagai desa dengan populasi masyarakat yang berasal dari Bali terbesar di Provinsi Bengkulu.
Dari Korban Letusan Gunung Agung
Keberadaan masyarakat dari Pulau Dewata di Desa Rama Agung terjadi pasca kejadian meletusnya Gunung Agung Bali. Masyarakat yang saat ini tinggal di Bengkulu Utara saat ini adalah masyarakat korban letusan Gunung Agung tersebut.
Mereka rata-rata semua tinggal di lereng Gunung Agung yang tidak mungkin lagi ditinggali pasca bencana alam tersebut. Sehingga pemerintah memutuskan masyarakat tersebut untuk mengikuti program transmigrasi, diantaranya ke Provinsi Bengkulu dan Bengkulu Utara.
BACA JUGA:Nama Ibukota Bengkulu Tengah Berasal dari Sebuah Batu, Begini Ceritanya
Saat itu kondisi Desa Rama Agung belum seperti sekarang, Desa Rama Agung masih sangat minim dengan fasilitas. Sebanyak 150 keluarga korban letusan gunung agung yang mengikuti program transmigrasi ke Bengkulu Utara.
Namun sulitnya kondisi desa Bengkulu Utara saat itu membuat tak sedikit keluarga yang memilih kembali pulang ke Bali. Namun masyarakat yang bertahan di Bengkulu Utara saat itu mereka rata-rata bekerja sebagai petani di wilayah Bengkulu Utara.
BACA JUGA:Sejarah Nama Kabupaten Seluma dari Kata Siluman, Ibukota Tais Nama Pemberian Maharaja Sakti
Sebagian lagi berjualan hasil-hasil pertanian di pasar-pasar yang sangat tradisional pada saat itu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Meskipun berada di beberapa kabupaten seperti Seluma dan Rejang Lebong, namun jumlah populasi masyarakat Bali memang terbanyak di Bengkulu Utara.
Saat ini di Bengkulu Utara juga keberadaan masyarakat asal Bali terdapat di beberapa desa diantaranya adalah Desa Sido Urip, Kuro Tidur dan Sumber Agung. Namun jumlah terbesar ada di Desa Rama Agung.