Dari Korban Letusan Gunung Agung Bali, Jadi Pusat Budaya Ogoh-ogoh di Provinsi Bengkulu

Salah satu tradisi ogoh-ogoh yang digelar di Bengkulu Utara. (FOTO: Tri Shandy Ramadani/RB)--

BACA JUGA:Asal Mula Nama Kepahiang, Kini jadi Kabupaten Hasil Pemekaran di Provinsi Bengkulu

Bahkan Desa Rama Agung juga berdiri pura terbesar dan menjadi pusat kegiatan kebudayaan dan peribadatan masyarakat Hindu Bali di Bengkulu Utara.   

Kebudayaan Ogoh-ogoh Bali 

Saat ini, Desa Rama Agung sangat dikenal masyarakat, bahkan desa ini juga dikenal sebagai desa wisata. Terutama desa wisata religi dan wisata kebudayaan. Saat ini desa rama agung rutin melakukan kegiatan ritual keagamaan Hindu Bali di Bengkulu Utara, bahkan ini menjadi aset tersendiri bagi wisata Bengkulu Utara. 

Yang menjadi sorotan adalah kebudayaan ritual Ogoh-ogoh, kegiatan ini lazimnya ditemui di Bali yang memang mayoritas penduduknya adalah masyarakat Hindu. 

BACA JUGA:Penyakit Ini Menjadi Asal Usul Nama Bintuhan Ibukota Kabupaten Kaur

Namun setiap tahun kegiatan Ogoh-ogoh tersebut rutin dilakukan di Bengkulu Utara dan menjadi tontonan khusus bagi masyarakat Bengkulu Utara. 

Festival ogoh-ogoh ini sejatinya adalah rangkaian kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan umat Hindu Bali. Kegiatan ini dilakukan sebelum pelaksanaan ibadah Hari Raya Nyepi yang dilakukan umat Hindu sebagai tanda pembersihan diri dari hal-hal buruk yang ada di jiwa manusia. 

Kepala Rama Agung Putu Suriade menerangkan jika saat ini festival ogoh-ogoh sudah rutin dilakukan setiap tahunnya sesuai dengan jadwal perayaan hari raya nyepi.  Hal ini juga dicatat pemerintah sebagai salah satu aset wisata budaya yang bisa menyedot wisatawan termasuk dari luar Bengkulu Utara. 

BACA JUGA:Sejarah Masjid Agung Kepahiang, Pembangunan Diwarnai Drama Politik, Ganti Nama dan Sertifikat Hilang

Bahkan ogoh-ogoh yang ditunjukan dengan patung-patung menyeramkan tersebut diarak mengelilingi kawasan kota Arga Makmur sebelum dilanjutkan sesuai dengan ritual keagamaan.  “Kegiatan ini selalu menjadi target program tahunan termasuk dari pemerintah daerah untuk terus dilaksanakan setiap tahunnya,” terangnya. 

Saling Menghormati

Ia juga menerangkan jika di desanya masih sangat kental dengan kebudayaan Indonesia yaitu saling menghormati. 

BACA JUGA:Dua Versi Asal Usul Nama Mukomuko yang Ternyata Punya Kesamaan

Bahkan setiap kegiatan perayaan ibadah masing-masing umat beragama yang ada di Desa Rama Agung, maka umat lainnya akan sangat menghormati kegiatan ibadah masyarakat yang merayakannya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan