Asam Padeh Daging Kerbau Ciri Khas Desa Sungai Ipuh
GULAI: Olahan daging Kerbau menjadi hidangan rutin tahunan--
KORANRB.ID - Hampir setiap daerah memiliki ke unikan tersendiri, yang biasanya menjadi rutinitas rutin dilakukan oleh warganya, secara turun temurun. Kalau di Sumatera Barat (Sumbar) dikenal dengan kuliner gulai asam padeh menggunakan ikan air laut ataupun ikan air tawar.
Berbeda halnya dengan asam padeh dari Desa Sungai Ipuh Kecamatan Selagan Raya Kabupaten Mukomuko. Yang bahan bakunya tidak menggunakan ikan, namun menggunakan daging kerbau.
BACA JUGA:Bidara Disebut Dalam Alquran, Ini Segudang Khasiatnya
Gulai Asam Padeh daging kerbau ini tetap memiliki cita rasa yang dominan asam dan pedas, serta berwarna merah cabai tanpa menggunakan santan. Kuliner yang satu ini menjadi menu wajib bagi warga desa Sungai Ipuh ketika akan memasuki bulan Ramadhan dan menjelang hari raya idulfitri.
Selain itu juga gulai Asam Padeh daging kerbau ini juga menjadi salah satu hidangan yang tidak pernah ketinggalan pada kegiatan adat desa sungai Ipuh, yang merupakan salah satu desa tertua di Mukomuko. Dapat dikatakan seluruh rumah warga desa Sungai Ipuh menjelang bulan puasa dan hari Raya akan ada hidangan lezat satu ini.
Hidangan gulai asam padeh ini juga dapat menggambarkan kekompakan warga desa serta menjunjung tinggi nilai gotongroyong. Hal ini dikarenakan, untuk mendapatkan daging kerbau.
BACA JUGA:Makanan, Minuman dan Tembakau Penyumbang Terbesar Inflasi
Jauh hari sebelum memasuki bulan ramadhan, warga desa Sungai Ipuh akan menabung secara bersama kepada warga yang dituakan untuk pembelian kerbau.
Harga dasar satu ekor kerbau, akan dibagi dengan jumlah kepala keluarga (KK) yang ada, sesuai dengan harga kerbau yang akan dibeli dan dipotong nantinya. Biasanya tidak kurang dari empat ekor kerbau akan dipotong menjelang hari pertama berpuasa di bulan Ramadhan.
Setelah kerbau dipotong maka dagingnya akan dibagi rata menggunakan sistem cumpukan. Dimana satu cumpuk terdiri dari daging, kulit, tulang, serta isi perut. Yang dibagi secara rata walaupun dikit disetiap cumpukan, karena beberapa bagian tersebut harus ada. Setelah semua selesai dibagi secara rata.
BACA JUGA:Umbud Sawit, Makanan Ekonomis Kaya Manfaat Bagi Warga Manjunto
Barulah warga desa yang telah berkumpul mengambil satu cumpuk per KK, secara bergantian. Sampai dengan saat ini, kebersamaan secara gotongroyong ini masih terus dilakukan warga sungai ipuh secara turun temurun.
Setelah daging dibagi rata barulah warga desa membawa kerumah masing-masing untuk diolah menjadi asam padeh daging kerbau. Untuk dihidangkan pada makan sahur pertama.
Sedangkan untuk gulai Asam padeh pada saat hari Raya idul Fitri, tidak lagi menggunakan daging kerbau yang dibeli secara bersama. Karena biasa akan ada pedagang daging kerbau yang berjualan keliling dan warga bisa membeli sendiri. Untuk membuat olahan Asam padeh daging kerbau ini, bumbu yang dibutuhkan sebagai berikut.