Usul Jalan Alternatif Susup jadi Jalan Nasional
Tantawi Dali, S.Sos, MM--BELA/RB
BENGKULU, KORANRB.ID - Kerapnya terjadi kemacetan di Jalur Lintas Kepahiang - Kota Bengkulu, yang diakibatkan longsor dan pohon tumbang, mendorong peningkatan pembangunan jalan alternatif dari Desa Rena Semanek-Desa Susup Kabupaten Bengkulu Tengah menuju PLTA Musi, Ujan Mas Kabupaten Kepahiang.
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Tantawi Dali, S.Sos, MM, menyampaikan kondisi tersebut cukup menjadi perhatian, khusus dari pihak Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu.
Bahkan, sudah berulangkali mengusulkan dilakukan mengenai peningkatan pembangunan jalan alternatif tersebut. Tidak hanya itu, bahkan pihaknya juga sudah mendorong agar jalan itu ditingkatkan menjadi Jalan Nasional.
"Jadi bukan sekadar jalan alternatif pada saat jalan gunung terjadi longsor saja tapi bisa diakses pulang pergi. Kalau sekarang jalan gunung putus arus lalu lintas terhenti terutama pengangkutan barang," kata Tantawi di ruang rapat Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (16/1).
BACA JUGA:Pemkot Target Rp1,6 Miliar, dari 54 Ruko KZ Abidin I dan II
Tanggapan pemerintah pusat menurut Tantawi Dali juga positif, kendati untuk proses pengusulan tambahan jalan nasional itu pun butuh waktu panjang.
Mengenai peningkatan tersebut, pihaknya juga akan melakukan koordinasi kembali dengan Kementerian PUPR, agar jalur itu segera terealisasi segera.
Terutama dengan seringnya terjadi jalan putus akibat longsor atau pohon roboh di jalur Liku Sembilan. "Semuanya sudah disurvei,” tambah Tantawi.
Dari hasil survei yang dilakukan menurut Tantawi, jalur itu juga memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi jalan nasional.
“Waktu itu juga sudah disurvei oleh Dinas PUPR Provinsi Bengkulu juga Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Bengkulu. Dan kondisi lebar jalan dan kontur wilayahnya juga memungkinkan untuk dibangun jalan itu," pungkasnya.
BACA JUGA:Kenali Fitur di Grand Vitara yang Membuat Berkendara Lebih Nyaman
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Privinsi Bengkulu, Tejo Suroso, S.T, M.Si, menjelaskan di area gunung (Liku Sembilan), sudah ada tiga hingga empat titik longsor. Titik-titik tersebut sudah dilakukan pengusulan oleh Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin mersyah, M.MA, untuk dilakukan pencegahan.
Bahkan sudah mengantongi izin pinjam pakai lahan langsung dari Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kepala Dinas LHK dan staf ahli menteri mengecek langsung ke lapangan kondisinya seperti apa. Secara tertulis sudah diinstruksikan kadis LHK dan secara lisan sudah mendapat izin kementerian LHK bahwa sudah dilakukan beberapa titik penanganan untuk longsor. Jadi, jangan sampai nunggu lagi-nunggu lagi. Ini harus ditangani," tegas Tejo. (bil)