Ketersediaan Air di Sumber Air Tinggal 40 Persen

--

JAKARTA, KORANRB.ID - Kemarau panjang yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Utamanya masyarakat yang tinggal di Jawa. Untuk mengatasi krisis air tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pun mengoptimalkan sumber-sumber penampungan air seperti bendungan dan waduk untuk kepentingan masyarakat.

 

"Jadi, saat ini bendungan atau embung-embung itu kita operasikan prioritasnya untuk menyuplai PDAM. Selanjutnya,  menyalurkan air bersih langsung ke masyarakat," jelas Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja kemarin (29/10).

BACA JUGA:Dana TKD BU Mencapai 1,2 Triliun

 

Kemudian, untuk di daerah yang tidak terjangkau atau tidak terlayani pipa PDAM, lanjut Endra, maka dalam penanganan yang sifatnya darurat ini, disediakan truk tangki keliling setiap hari bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Namun, dia juga tidak menampik bahwa menggunakan truk tangki juga tidak dapat menjangkau ke seluruh tempat.

 

"Yang memang jadi problme itu kalau di daerah yang tinggi, sulit dijangkau seperti di Banjarnegara, Purwokerto ke atas, Tengger. Nah, itu memang agak susah untuk dijangkau. Karena itu, kita tidak bisa sediakan, masyarakat harus mencari air sendiri dari mata air yang ada di pegunungan," terangnya.

BACA JUGA:Belum Pastikan Ada Pekerjaan Fisik, Tahun Depan Minim Anggaran

 

Endra menyebut, saat ini ketersediaan air di tempat penampungan seperti bendungan dan waduk kurang lebih kapasitasnya hanya tersisa 40 persen. Dia memprediksi, itu masih akan mencukupi kebutuhan hingga musim awal hujan datang yang diprediksi oleh BMGK pada November masa transisi musim hujan. Saat ini di sebagian wilayah seperti di Sumsel, Lampung, Sumbar, Riau juga sudh mulai hujan walaupun intensitasnya kecil.

 

"Jadi, kalau tampungan air di sumber air itu sudah kita prediksi sampai Oktober ini masih oke. Memang kalau hujannya engga segera turun awal November nanti, memang itu lebih kritis kondisinya karena tampungan air kita juga terus menyusut," ucapnya.

BACA JUGA:Masih Seleksi, Pemkab Sudah Siapkan Rp 62 Miliar

 

Sementara itu, Kementerian Sosial (Kemensos) ikut turut tangan merespon kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Terbaru, Kemensos menyediakan fasilitas pengolahan air bersih di 34 titik di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

 

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menegaskan, air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sehingga keberadaannya pun sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. ”Air itu kebutuhan pokok, makanya kita harus mencari bagaimanapun caranya untuk bisa memenuhinya,” ujarnya. 

 

Fasilitas air bersih ini juga ditambah pengolahan air siap minum. Rencananya, fasilitas ini akan dipasang di Desa Buanajaya. Risma mengungkapkan, dengan bantuan air siap minum ini maka warga tak perlu repot memasak air lebih dahulu agar bisa dikonsumsi.

 

Sebagai informasi, Desa Buanajaya yang terletak di ujung timur Kabupaten Bogor telah mengalami kekeringan sejak Agustus 2023. Untuk bisa mendapatkan air bersih, warga harus menempuh jalanan terjal, curam, dan sempit menuju Kali Cimapag atau mata air di dekatnya. Dengan adanya bantuan ini, warga bisa mengambil air langsung di toren air berkapasitas 5.500 liter yang disediakan untuk menampung air dari mata air di dekat Kali Cimapag. Minimal 200 kepala keluarga bisa terbantu dengan adanya fasilitas tersebut. ”Bahkan jauh lebih banyak karena torrent bisa digunakan 24 jam,” katanya. 

BACA JUGA:13 Izin Masih Manual

 

Di sisi lain, ia mengimbau agar warga untuk bisa mandiri dan tidak tergantung dengan bantuan sosial (bansos). Salah satunya, dengan mengembangkan pemberdayaan, baik melalui peternakan, bengkel, ataupun jenis usaha lainnya. ”Kita harus buat hidup kita lebih baik, tidak ada kata menyerah. Karena Tuhan tidak akan mendiamkan kita kalau kita mau,” tegasnya. 

 

Selain itu, Kemensos juga memasang Instalasi Pengolahan Air Terpadu (IPAT) di Kalurahan Karangsari Kapanewon Semin dan Kalurahan Giring Kapanewon Paliyan, Gunung Kidul, Jogjakarta. Masyarakat yang sebelumnya kesulitan mendapat air bersih kini pun sudah teraliri air bersih ke rumahnya. Lalu, ada pula tandon air siap minum yang bisa diambil secara gratis oleh warga. 

 

Air siap minum ini diolah dengan teknologi Reverse Osmosis (RO) yang memfiltrasi kuman, virus, dan zat kimia sehingga aman dikonsumsi. Berdasarkan tes yang dilakukan oleh Laboratorium Manajemen Kualitas Lingkungan Hidup Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), air RO memiliki pH yang dipersyaratkan sebagai air minum dan bebas dari zat kimia berbahaya. (gih/mia)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan