Tambah Wilayah Pemantauan, Awal Tahun Inflasi Capai 2,83 Persen, Ini Penyumbangnya!

INFLASI: Beras menjadi komoditi yang kerap menjadi penyumbang inflasi di Provinsi Bengkulu, dari pantauan yang dilakukan di Pasar Panorama Kota Bengkulu.--Bella Wijayanti/RB

BACA JUGA:Baru 10 OPD Tayangkan SIRUP, Ini Penegasan Sekda Rejang Lebong

Baik dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,20 persen.

"Kelompok makanan ini, ada diposisi teratas inflasi Provinsi Bengkulu," ujarnya.

Selanjutnya ada pula kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,56 persen. 

Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,49 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,13 persen.

BACA JUGA:10 Paket Pekerjaan Fisik Dilelang, Berikut Besaran Anggarannya dan Infrastruktur yang Dibangun

"Sementara untuk kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 2,73 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen," papar Win.

Ada pula kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang menyumbang inflasi dengan persentase sebesar 2,12 persen. 

Selanjutnya, kelompok pendidikan sebesar 1,64 persen. Serta, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,59 persen. 

"Untuk kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,68 persen.

BACA JUGA:2026, DLH Targetkan Bengkulu Tengah Memiliki TPA Sampah

Sedangkan Kelompok pengeluaran kesehatan mengalami deflasi sebesar 0,19 persen," terangnya.

Win juga menjelaskan, pada tahun 2023 lalu komoditas beras dan rokok kretek filter memberikan dampak atau pendorong inflasi dominan selama 9 bulan di sepanjang 2023.

Juga ada beberapa komoditas lain seperti emas perhiasan.

"Selain itu untuk angkutan udara  yang masih memberikan peranan yang cukup menonjol," tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan