Dugaan Keterlibatan 14 Kepala Puskesmas di Kaur dalam Perkara BOK, Ini Tanggapan Jaksa

KAPUS: Pasalnya dari total seluruh 16 Kapus di Kaur, baru 2 Kapus yang diproses hingga kini jadi terdakwa oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kaur. FOTO: Kasi Pidsus Kejari Kaur, Bobby Muhamad Ali Akbar/RB.--

Dalam keterangan saksi, mereka mengakui ada patungan dengan 16 Kepala Puskesmas Kaur dan Kepala Dinas Kesehatan Kaur untung mengumpulkan yang akan digunakan untuk menghentikan penyidikan dugaan Korupsi BOK Kaur 2022 tersebut. 

Uang yang terkumpul berjumlah Rp800 juta lebih. Uang itu, awalnya akan diberikan kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Kaur dengan harapan penyidikan dapat dihentikan, karena tidak diterima oleh Kejari Kaur.

Akhirnya, uang Rp800 juta lebih itu diserahkan kepada para terdakwa OOJ dalam hal ini diberikan oleh saksi Ricke James Yunsen kepada terdakwa Rahmat Nurul Safril. 

“Kami patungangan. Terkumpul itu lebih kurang Rp800 juta,” sebut saksi. 

Disampaikan JPU Kejati Bengkulu, Danang Prasetyo, SH, MH secara umum saksi mengakui telah mengumpulkan uang secara patungan untuk diserahkan kepada para terdakwa OOJ. Dengan harapan, perkara dugaan korupsi BOK Kaur dapat dihentikan. 

“Apapun yang disampaikan oleh para saksi itu hak mereka. Yang jelas kita fokus untuk membuktikan dakwaan,” ujar Danang. 

Kemudian, dalam persidangan saksi juga menyinggung laporan ke Jaksa Agung terkait adanya jaksa di Kejari Kaur diduga melanggar kode etik saat menyelidiki dugaan Korupsi BOK Kaur. 

“Memang benar ada laporan itu (Laporan ke Kejagung, red), katanya ada jaksa melanggar etik. Tetapi kan akhirnya tidak terbukti,” pungkasnya. 

Kemudian dalam keterangan saksi, cukup banyak mengarah kepada terdakwa Rahmat Nurul Safril.

Selain disebut sebagai penerima uang yang diberikan saksi Ricke James Yunsen.

Terdakwa Rahmat Nurul Safril juga disebut orang yang memperkenalkan para saksi kepada terdakwa lain. 

Menanggapil hal terserbut, Penasehat Hukum (PH) terdakwa, Ardiansyah Harahap, Bambang Surya Saputra dan Rahmat Nurul Safril, Ranggi Setiyadi, SH mengatakan

Hal itu dikarenakan para saksi lebih dahulu mengenal terdakwa Rahmat Nurul Safril. 

Sehingga, wajar saja nama klinenya banyak disebut-sebut oleh saksi dalam Persidangan dan diduga memilik peran cukup apik dalam perkara ini. 

“Karena memang corong pertama itu ada di Safril. Sampai akhirnya ke terdakwa lain,” ucap Ranggi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan