Akses ke Kawasan Pertanian Desa Lumpuh, Jembatan Rusak Belum Diperbaiki

RUSAK: Jembatan gantung di Desa Tanjung Aur II Kecamatan Pino Raya saat ini rusak belum dapat dilalui masyarakat. -foto: dok koranrb.id-

"Kami tentunya para pemuda pun mendesak agar pemerintah dar cepat tanggap. Kalau tidak didesak dan didorong mungkin pemerintah tidak tau, atau tidak mau tanggap," ujar Fikri.

Oleh sebab itu sebagai pemuda yang aktif melakukan pengawasan pembangunan Fikri berkomitmen bersama pemuda Pino Raya lainnya untuk melihat respon dan tanggapan pemerintah daerah.

Ia meyakini APBD Tahun 2024 sudah bisa digunakan untuk pembangunan, apalagi sifatnya mendesak seperti jembatan.

"Mudah-mudahan pemerintah respon, kalau bukan pemerintah siapa lagi, ini tugas pemerintah," sampai Fikri.

Sementara itu anggota DPRD Bengkulu Selatan Joni Afrizal menegaskan, tidak semestinya pemerintah daerah membiarkan fasilitas seperti jembatan rusak lama.

Apalagi jembatan tersebut adalah akses satu-satunya masyarakat desa menuju lahan pertanian.

Ia mendorong pemerintah daerah menggunakan dana yang manapun untuk membantu warga Desa mendapatkan kembali akses ke lahan pertanian.

"Saya kira pemerintah ada persiapan dana untuk hal urgent. Dan ini termasuk penting, bantu itu adik sanak desa," ujar Joni.

Bukan hanya terkait jembatan, Joni mengaku dirinya banyak menerima laporan masyarakat petani yang rusak lahan akibat banjir beberapa waktu lalu.

Khususnya di wilayah Kecamatan Pino dan Ulu Manna.

Kepada OPD terkait seperti Dinas Pertanian, Joni berharap melihat langsung kondisi pertanian masyarakat yang kena imbas dari banjir beberapa waktu lalu.

"Seharusnya pemerintah tau, turun, data, lalu bantu. Jangan sampai masyarakat mengadu dulu," kata Joni.(**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan