Mengungkap Tradisi Rampogan Macan, Pemicu Kepunahan Harimau Jawa

Foto: Twitter/RB (Ilustrasi Rampongan Macan)--

KORANRB.ID - Di balik kepunahan harimau Jawa, salah satu penyebab besar yang mungkin terlupakan adalah sebuah tradisi yang dahulu populer dikenal sebagai "Rampogan Macan".

Tradisi ini mungkin terdengar eksotis, namun keberadaannya telah menjadi bagian dari sejarah yang menyedihkan akan perburuan dan penghilangan spesies langka ini.

Hubungan Masyarakat Jawa dan Harimau Jawa

Hubungan antara manusia Jawa dan harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dapat dibandingkan dengan dinamika cinta dan benci.

BACA JUGA:Menyala! Timnas Bungkam Vietnam 3-0, Cek 9 Fakta Kemenangan, Piala Dunia 2026 Kian Dekat

Di satu sisi, masyarakat Jawa menghormati harimau dengan menyebutnya sebagai "simbah", sebuah panggilan yang menandakan penghormatan kepada yang tua dan dihormati.

Namun, di sisi lain, harimau Jawa pernah menjadi target pemburuan dan penangkapan.

Bahkan, kematian harimau Jawa menjadi bagian dari pertunjukan seperti yang terlihat dalam tradisi "rampogan macan".

Bersama dengan harimau kumbang dan harimau tutul Jawa (Phantera pardus melas), masyarakat Jawa mengelompokkan ketiga spesies kucing besar ini dengan sebutan "macan".

BACA JUGA:Kamu Pemburu Beasiswa? Kuy Daftar LPDP 2024, Berikut Syarat dan Jadwal Seleksinya

Pada masa lampau, hewan karnivora ini sebenarnya dianggap sebagai mitra bagi para petani atau penduduk desa yang lahannya berbatasan dengan hutan.

Harimau membantu mengendalikan populasi hewan-hewan yang dapat merusak tanaman seperti babi hutan, rusa, dan kawanan monyet.

Meskipun terkadang harimau ini juga memangsa ternak, hal ini umumnya terjadi karena wilayah mereka yang berdekatan.

Menurut pandangan Robert Wessing, seorang antropolog dan peneliti dari Universitas Leiden, Belanda, hubungan antara manusia Jawa dan harimau memiliki karakteristik yang ambigu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan