97 Ribu Lebih Keluarga di Bengkulu Berisiko Stunting
REMBUK: Kegiatan rembuk stunting yang dilakukan Kamis (28/3) di Gedung Pola pemprov Bengkulu.--BELA/RB
BACA JUGA:Mobil Bak Terbuka Dilarang Angkut Penumpang saat Lebaran
Hal tersebut dikarenakan stunting ununya lebih meningkat signifikan pada usia 6 - 23 bulan, akibat kurang protein hewani pada MP-ASI yang mulai diberikan sejak 6 bulan.
Lebih lanjut, Zamhari menambahkan pihaknya akan terus berkolaborasi bersama lintas sektor dalam program percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu ini.
Dengan menyasar keluarga berisiko stunting sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
"Kolaborasi lintas sektor yang lebih baik diperlukan untuk mengintervensi keluarga berisiko stunting secara terkoordinasi dan terpadu," demikian Zamhari.
BACA JUGA:Posko Pengaduan THR di Bengkulu Buka hingga Libur Lebaran
Di tahun 2024 ini, target penuranan stunting di Provinsi Bengkulu yakni 12,55 persen.
Sementara berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, angka stunting di Provinsi Bengkulu mencapai 19,8 persen.
Artinya, target yang harus diturunkan yakni 7,25 persen.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu terus melakukan langkah-langkah strategis dalam melakukan penurunan angka stunting di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Surat Edaran Kemenag Bengkulu Penentuan Qimat Zakat Fitrah, Ini Besarannya Jika Diganti Uang
Salah satunya dengan melaksanakan Rembuk Stunting Tingkat Provinsi Bengkulu tahun 2024 bersama stakeholder terkait.
Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Yuliswani di Ruang Pola Kantor Gubernur Bengkulu, Kamis 28 Maret 2024.
Dikatakan Yulis, saat ini berdasarkan update terbaru angka stunting di Bengkulu berada diangka 20,2 persen.
Untuk melakukan penindakan dalam melakukan percepatan, pihaknya bersama unsur-unsur lainnya, telah menentukan beberapa cara dalam upaya penurunan angka tersebut.