1.918 Warga Bengkulu Suspek DBD, Tertinggi di Lebong
Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. rohidin Mersyah, MMA., meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyebaran penyakit DBD.--BELA/RB
BENGKULU, KORANRB.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat terdapat 1.928 warga Provinsi Bengkulu suspek Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga minggu ke ke-13 tahun 2024 atau di awal April ini.
Kasus tersebut tersebar di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Bahkan, di Kabupaten Lebong menjadi daerah tertinggi yakni hingga 391 orang.
Selanjutnya, disusul Seluma yakni 303 orang dan Bengkulu 301 orang.
Sementara, Bengkulu Utara terdapat 227 orang yang sudah suspek DBD, Mukomuko 215 orang, Rejang Lebong 195 orang, dan Kota Bengkulu 131 orang.
BACA JUGA:ASN Pemprov Diberi Dispensasi WFH 2 Hari
Untuk Kepahiang menjadi daerah terendah 43 orang dan Bengkulu Tengah 40 orang.
Mengenai peningkatan kasus DBD dengan tingkat kejadian yang cukup tinggi tersebut, Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. rohidin Mersyah, MMA., meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyebaran penyakit ini.
Bahkan, pada saat rapat akhir menjelang Idulfitri 2024, dirinya juga sudah meminta Dinas Kesehatan untuk membuat pengumuman terkait dengan wabah DBD ini.
"Kami minta agar Puskesmas memberikan pengumuman kepada masyarakat agar keliling di wilayah kerja masing-masing untuk langkah-langkah pencegahan atau tindakan kalau ada ditemukan kasus DBD," ujar Rohidin.
BACA JUGA:Hasil TBS Sawit Petani di Bengkulu Selatan Terbilang Rendah Hanya 14 Ton Per Hektare Dalam Setahun
Rohidin menekankan pentingnya tindakan cepat jika ada kasus DBD yang terdeteksi. Maka setiap Puskesmas tidak boleh diam, atas fenomena tersebut.
Tidak hanya melakukan tindakan pengobatan namun juga pencegahannya. Seperti melakukan fogging dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Jika ditemukan segera lakukan tindakan dengan mendapatkan fasilitas kesehatan," katanya.
Disisi lain, menjelang mudik lebaran, Rohidin juga telah memastikan puskesmas dan rumah sakit di Bengkulu tetap beroperasi 24 jam. Hal ini untuk memastikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang mudik maupun tidak mudik.