Bawa Hasil KTT OKI ke Presiden Biden, Jokowi Berkunjung ke Amerika Serikat
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Palestina, Mahmoud Abbas--ist/rb
JAKARTA, KORANRB.ID - Setelah mengikuti KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Amerika Serikat (AS). Diantara agendanya adalah menyampaikan hasil KTT OKI soal perdamaian di Gaza, ke Presiden AS Joe Biden.
Seperti diketahui bahasan utama pada KTT OKI adalah mengupayakan perdamaian di Jalur Gaza, Palestina. Di tengah serangan Israel yang semakin meningkat, negara-negara Islam menyampaikan pesan kuat untuk perdamaian. Pada pertemuan itu, Jokowi mengajak seluruh anggota OKI bersatu. Serta berada di barisan terdepan dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.
BACA JUGA:Peduli Palestina, Ajak Warga Salat Gaib di Seluruh Masjid
"Saat KTT saya menyampaikan secara jujur bahwa dunia seolah tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina," kata Jokowi dalam pidatonya kemarin (13/11). Untuk itu Jokowi mengajak negara-negara anggota OKI bersatu memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, sejumlah upaya menghentikan konflik di Palestina. Usulan upaya ini, harus segera dilakukan Israel. Selain itu, Israel harus bertanggung jawab atas perbuatannya yang telah dilakukan terhadap rakyat Palestina.
BACA JUGA:Solidaritas untuk Palestina, Pelajar Kaur Galang Dana
“Gencatan senjata harus segera diwujudkan," tegas Jokowi. Kemudian bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperbanyak. Lalu erundingan damai harus segera dimulai. Berikutnya fasilitas publik dan kegiatan kemanusiaan tidak boleh menjadi sasaran serangan. Israel juga harus bertanggung jawab atas kekejaman yang telah dilakukan.
Jokowi menyebut hasil KTT OKI berupa resolusi, yang berisi pesan kuat untuk seluruh negara di dunia. Resolusi itu akan disampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam kunjungannya di Washington DC. Dia mengatakan resolusi itu adalah suara dari 57 negara atau sekitar sepertiga negara di dunia.
BACA JUGA:Temui Joe Biden, Jokowi Tegaskan Dukungan untuk Palestina
Jokowi juga akan menyampaikan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang meminta dia secara khusus untuk menyampaikannya kepada Presiden Biden. Di samping itu, Jokowi menyampaikan dukungannya untuk Menlu Retno Marsudi yang menjadi salah satu menteri luar negeri yang diberi kepercayaan oleh pemimpin OKI untuk mengupayakan perdamaian di dunia.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyinggung soal kondisi rumah sakit Indonesia yang ada di Palestina. Dia menyebut telah menyampaikan kepada para pemimpin negara OKI mengenai pentingnya hukum humaniter internasional. Dia mengatakan sejak awak terjadinya serangan, pemerintah Indonesia telah dan terus berupaya untuk melindungi WNI di Palestina. Serta fasilitas-fasilitas publik termasuk rumah sakit Indonesia di Gaza.
Sementara itu, penunjukan Presiden Jokowi untuk menyampaikan hasil KTT OKI terkait Palestina-Israel, dinilai oleh Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah sebagai buah dari keberhasilan diplomasi Indonesia selama ini. Baik di tingkat ASEAN, G20, hingga terobosan yang diluar perkiraan normal seperti kunjungannya kewilayah konflik Rusia-Ukraina.
Akan tetapi, Reza mengingatkan, agar tidak terlalu berekspektasi. Apalagi belum jelas "titipannya" berupa lisan atau tulisan yang disampaikan dalam joint communique. Apabila dalam bentuk tulisan di joint communique, tentu posisinya akan lebih kuat.
BACA JUGA:ROHIMIN: Haram Gunakan Produk Israel, MUI Bengkulu Ajak, Dukung Palestina
"Kalau pun nanti pesan itu disampaikan di Amerika Serikat, kita ngggak usah pasang target tinggi-tinggi. Karena kita tidak tahu apa respon Amerika Serikat atas pesan yang disampaikan melalui Pak Jokowi," ungkapnya saat dihubungi kemarin.
Jika responnya justru meminta untuk langsung berhubungan dengan Israel, lanjut dia, maka ini akan repot. Sebab, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Kalaupun langkah tersebut harus diambil, Reza menyarankan, agar dialog dilakukan bersama dengan pihak Palestina dan perwakilan PBB. "Agar momennya tidak dicuri Israel," katanya. Dikhawatirkan Isareal akan mengklaim pertemuan empat mata dengan Indonesia sebagai upaya persiapan pembukaan hubungan diplomatik kedua negara.
"Apalagi kalau disampaikan depan umum dan ada perwakilan Indonesia di situ. Jadi tolong Indonesia sangat hati-hati menyikapi hal ini," sambungnya.
BACA JUGA:Pemerintah Usul Biaya Haji 2024 Rp 105 Juta, Belum Dipotong Subsidi Pengelolaan Dana Haji BP
Efektivitasnya pun tidak ada jaminan. Mengingat Israel juga negara yang keras kepala dan terbiasa menolak Resolusi PBB, maka Israel akan menolak menerima saran dari negara manapun. Sehingga Israel akan tetap melanjutkan kekejamannya di Jalur Gaza.
Meski begitu momen pertemuan Jokowi dengan Biden bisa jadi kesempatan emas untuk mengungkapkan hasil KTT OKI perihal Palestina-Israel. Menurut Reza, momentum itu dapat digunakan Jokowi untuk membacakan amanah tersebut agar diketahui dunia.
"Karena akan beda, suatu statemnet dibacakan oleh seoranag kepala negara yang mewakili OKI, kemudian disampaikan di Amerika Serikat, apalagai di gedung putih. Di mana Amerika Serikat penyebab masalah dan berpotensi menyelesaikan masalah. Ini akan menarik, akan jadi perhatian besar dunia," paparnya.
Kemudian, pesan damai ini pun akan mudah dimengerti oleh pihak -pihak yang bertikai. Karena pesan ini digaungkan di Amerika Serikat, yang memiliki kemampuan menekan Israel.
Pada bagian lain, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan kabar baik terkait keberhasilan tim Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dalam proses evakuasi WNI di Gaza. Tim berhasil mengevakuasi keluarga Pak Husein yang terdiri dari seorang suami, dua anak dan satu istri dari Gaza Selatan.
"(Minggu, red) sekitar pukul 18.00 WIB, saya memperoleh laporan bahwa mereka berhasil dievakuasi," ujarnya.
BACA JUGA: Rayakan HUT Ke-12, OJK Tanam 1.200 Bibit Pohon di Desa Sri Kuncoro
Diakuinua, proses evakuasi ini lagi-lagi tidak mudah. Apalagi, pada awal proses evakuasi nama Husein dan anggota keluarganya tidak masuk dalam daftar.
Lalu, ketika nama-nama keluarga Husein masuk dalam list ternyata evakuasi belum dapat langsung dilakukan karena pintu perbatasan tidak dibuka dengan berbagai alasan situasi lapangan. "Proses panjang ini menunjukkan bahwa evakuasi adalah proses yang tidak mudah namun upaya kita terus dilakukan secara maksimal," ungkapnya.
Retno mengungkapkan, meski dirinya berada di Timur Tengah selama seminggu terakhir, dirinya tetap memantau kondisi para WNI guna memastikan mereka dalam keadaan baik. Kemudian, Tim Jakarta dibawah komando PWNI terus melakukan kordinasi dan KBRI Kairo untuk memeriksa terus menurus pintu perbatasan apakah sudah dibuka atau belum.
"Sekali lagi hanya ada satu kata bisa diucapkan Alhamdulilah," ucapnya.
Dengan keluarnya Husein dan keluarganya dari Gaza, maka saat ini tinggal menyisakan tiga WNI yang tinggal di sekitar rumah sakit Indonesia. mereka memutuskan tetap tinggal untuk melanjutkan misi kemanusiaan di Gaza. Kemenlu pun terus melakukan komunikasi dengan ketiga WNI tersebut, baik secara langsung maupun dengan perwakilan MER-C di Jakarta untuk memastikan kondisi mereka.
Sementara itu menindaklanjuti rencana pemerintah mengirimkan kapal rumah sakit untuk membantu korban perang di Palestina, TNI AL memastikan telah bersiap diri. Tidak hanya menyiapkan kapal rumah sakit yang mereka miliki, Angkatan Laut menghimpun bantuan untuk rakyat Palestina di Gaza. ”Koarmada II di Surabaya membuka posko untuk menerima bantuan-bantuan logistik,” ungkap Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma.
BACA JUGA:Bela Palestina, Puluhan Massa Sholat Ghaib Hingga Galang Dana
Tidak hanya di Surabaya, TNI AL juga menjadikan Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta sebagai posko pengumpulan bantuan kemanusiaan untuk palestina. Kemarin, mereka menerima empat truk bantuan dari organisasi istri-istri prajurit Angkatan Laut, Jalasenastri. ”Bantuan itu akan dikirimkan ke Palestina. Kemungkinan bisa menggunakan pesawat TNI AU atau menggunakan kapal rumah sakit TNI AL,” kata Ketua Umum Jalasenastri Fera Muhammad Ali.
Kepada awak media, Fera menyampaikan bahwa bantuan tersebut dikumpulkan oleh Jalasenastri dari seluruh wilayah Indonesia. Bantuan yang terdiri atas 341 kotak besar itu sebagian besar berisi barang-barang untuk memenuhi kebutuhan perempuan dan anak-anak. ”Ada selimut, pakaian, kerudung, kemudian pakaian anak-anak,” imbuhnya. Selain itu, turut disertakan juga bantuan pakain untuk laki-laki.
Fera memastikan, pengumpulan bantuan untuk Palestina akan terus dilakukan oleh Jalasenastri. Rencananya mereka menggalang bantuan sampai 20 November mendatang. ”Untuk di Jakarta poskonya di Kolinlamil sedangkan di Surabaya di Koarmada II,” kata istri Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali tersebut. Menurut Fera bantuan itu merupakan bentuk dukungan dari Jalasenastri terhadap korban perang di Gaza.
Kepala Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut Brigjen TNI Marinir Gatot Mardiyono ditunjuk oleh KSAL sebagai penanggung jawab penerimaan bantuan korban perang tersebut. ”Bantuan ini tersebar di seluruh kotama. Jadi, seluruh kotama membuka posko yang nantinya insya Allah pada tanggal 20 (November) akan digelar di Kolinlamil,” bebernya. Dia memastikan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait dengan pengumpulan bantuan tersebut.
Tujuannya guna memastikan bantuan yang dikumpulkan boleh masuk Gaza melalui Mesir. ”Tiap-tiap kotama sudah kami bagi, sesuai kebutuhan yang kami koordinasikan dengan Kemenlu untuk yang diizinkan dari Mesir masuk ke Palestina,” jelasnya. Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu kepastian dan perintah untuk memberangkatkan kapal rumah sakit. Yang pasti, TNI AL siap untuk menjalankan misa dan tugas operasi. (jpg)