Perkuat Bisnis Nonaero di Bandara

Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria--

KORANRB.ID – Berhasil pulih dari tekanan, holding aviasi dan pariwisata badan usaha milik negara (BUMN), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, mencatatkan laba bersih konsolidasi hingga akhir September 2023. Nilainya Rp 1,14 triliun. Angka itu membalikkan perseroan dari posisi kerugian Rp 2,16 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria mengatakan, perolehan laba tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan di grup. Pada kuartal III tahun ini, perseroan berhasil membukukan pendapatan operasional Rp 17,42 triliun, meningkat hingga 58 persen jika dibandingkan pendapatan pada periode yang sama 2022 sebesar Rp 11,05 triliun.

”Peningkatan secara signifikan juga terjadi pada angka EBITDA, yaitu tercatat Rp 7,27 triliun. Angka itu mengalami pertumbuhan sebesar 120 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,31 triliun,” ujarnya di Jakarta.

BACA JUGA:Kerap Terjadi Antrean Solar, Pemprov Bengkulu dan Pertamina Sidak SPBU, Ini Hasilnya

Menurut Dony, kenaikan kinerja InJourney didukung kolaborasi antara induk dan anak perusahaan serta sinergi antar-stakeholder yang baik di tengah kondisi perekonomian yang menantang. ”Tantangan itu adalah faktor geopolitik, tren kenaikan suku bunga, dan juga tingginya inflasi,’’ tambahnya.

Dony mengungkapkan bahwa terdapat berbagai strategi yang dilakukan. Antara lain, berkolaborasi dengan key airlines untuk meningkatkan jumlah direct flight, baik domestik maupun internasional. 

”Di samping itu, InJourney melakukan penguatan kinerja usaha bandar udara di mana salah satunya adalah dengan meningkatkan bisnis nonaero di bandara-bandara yang dikelola anggota holding InJourney, yaitu PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II,” urai Dony.

BACA JUGA:Dialog Istimewa HUT Ke-55 Provinsi Bengkulu, Gubernur Rohidin: Membangun Daerah Itu Tidak Bisa Sendiri

Selanjutnya, InJourney juga memastikan bahwa pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur dapat berjalan optimal untuk menjadi terobosan baru dalam sejarah industri pariwisata dan kesehatan di Indonesia. ”Untuk menciptakan traffic wisatawan, kami  berkolaborasi dengan berbagai pihak menyelenggarakan berbagai event, baik berskala nasional maupun internasional,” tuturnya.

Pada kesempatan terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan harapannya terkait pengembangan holding pariwisata BUMN. Erick menekankan InJourney untuk menggalakkan digitalisasi. ”Digitalisasi harus terjadi dalam rangka memudahkan pelayanan dan mendorong transparansi,” ujarnya.

Menurut dia, kekuatan data menjadi kunci InJourney untuk memetakan dan menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. “Artinya, digitalisasi untuk memudahkan pelayanan, mendeteksi sesuatu karena transparansi menjadi hal penting,” ucapnya.(agf/c7/dio)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan