Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Rindu Hati
SEPTIC TANK KOMUNAL: Ketua Pengabmas Polkeslu Agus Widada, SKM, M.Kes, bersama warga Desa Rindu Hati Kabupaten Bengkulu menunjukkan septic tank komunal yang sudah dibangun selepas kegiatan pemicuan, pemberian materi tentang sanitasi perumahan, musyawarah--
KORANRB.ID - Upaya peningkatan perilaku higiene dan peningkatan akses sanitasi terus dikembangkan.
Salah satunya penerapan konsep Community Led Total Sanitation (CLTS).
Dimana CLTS adalah sebuah konsep dengan pendekatan promosi dengan memfasilitasi masyarakat untuk menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dengan fokusnya tidak buang air besar sembarangan.
Tingginya prevalensi diare di antaranya disebabkan karena akses jamban sehat.
BACA JUGA:Kejar Pembahasan APBD 2025, AKD Direncanakan Gunakan Tatib Lama, Sumardi: Jika Tidak Ada Larangan
BACA JUGA:Pengerukan Alur Pelabuhan, BPKP Dilibatkan Tahap Pertama
Untuk mencapai desa bebas buang air sembarangan/ Open Defecation Free (ODF), Jurusan Kesehatan Lingkungan (Kesling) Poltekkes Kemenkes Bengkulu (Polkeslu) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pemberdayaan masyarakat dalam kepemilikan jamban sehat.
Di wilayah kerja Puskesmas Taba Teret, tepatnya di Desa Rindu Hati Kabupaten Bengkulu Tengah dipilih untuk mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat tersebut pada Sabtu, 12 Oktober lalu.
Dikarenakan masih ada beberapa desa yang mempunyai akses jamban sehat yang masih kurang salah satunya adalah Desa Rindu Hati.
BACA JUGA:Bapenda Segera Pasang 50 Tapping Box
BACA JUGA: Tamsil Guru Triwulan III Segera Dibayar, TPG Masih Menunggu Dana
Pengabdian Kepada Masyarakat diketuai Agus Widada, SKM, M.Kes, dengan anggota tim, Jubaidi, SKM, M.Kes, Mualim, SKM, M.Kes, Yusmidiarti, SKM, M.PH, Ade Febryanti, M,Si, Mely Gustina, SKM, M.Kes yang merupakan dosen di jurusan Kesling Polkeslu.
Dijelaskan Agus Widada, dipilihnya Desa Rindu hati Kabupaten Bengkulu Tengah, karena merupakan daerah wisata yang memiliki sungai yang bagus dan bersih.
Serta masih banyak masyarakat provinsi Bengkulu yang berwisata di sana, namun masih banyak ditemukan warga mempunyai WC tetapi pembuangannya dialirkan ke sungai.