Akhirnya Guru Diniyah Pesantren Terima TPG

UPACARA: Guru di salah satu sekolah dasar di Kota Bengkulu mengikuti upacara. Merayakan Hari Guru Nasional (HGN) hak mereka berupa tunjangan profesi guru (TPG) triwulan III belum dibayar oleh Pemkot.--ALVIN/RB

JAKARTA, KORANRB.ID - Menyambut peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kemenag mengumumkan beberapa kabar positif. Diantaranya untuk pertamakalinya pencairan tunjangan profesi guru (TPG) bagi guru madrasah diniyah di pesantren Salafiyah. 

Untuk diketahui selama ini TPG hanya diberikan untuk guru di satuan pendidikan formal seperti madrasah atau sekolah. Sedangkan di pesantren salafiyah, adanya Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Selama ini guru atau ustad di SPM dan PDF, selama ini tidak mendapatkan TPG, meskipun sudah punya sertifikat profesi guru. 

BACA JUGA:TPG Guru Kota Cair Minggu Ini

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menjelaskan, sebagai titik awal mereka mengucurkan Rp 5 miliar untuk 293 orang guru di lembaga PDF dan SMP. Selayaknya guru swasta di sekolah atau madrasah, mereka menerima TPG sebesar Rp 1,5 juta/orang/bulan atau Rp 18 juta/tahun. 

"Tunjangan Profesi Guru diberikan bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik," katanya kemarin (19/12). Tujuan alokasi TPG itu, untuk memberikan penghargaan atas profesionalitas. Serta untuk memotivasi agar ustadz atau guru mengerahkan dirinya untuk mencapai tujuan belajar bagi santri di lembaga SPM dan PDF.

BACA JUGA:TPG Diperkirakan Cair Minggu Ini

Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghofur mengatakan, total ada 302 orang guru PDF dan SPM yang mengajukan TPG. Kemudian dilakukan seleksi sesuai persyaratan pencairan TPG. Hasilnya guru yang lolos verifikasi terbanyak berasal dari TMI PP Al-Amien Prenduan Sumenep. Yaitu sebanyak 58 orang. Kemudian disusul dari SPM Pesantren Musthafawiyah Mandailing Natal Sumut, sebanyak 45 orang. 

BACA JUGA: TPG Diupayakan Segera Disalurkan

Selain mengumumkan kucuran TPG untuk guru pondok salafiyah, Kemenag juga menyampaikan digitalisasi aksara pegon. Ketua HAB-78 Kemenag Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, pada puncak perayaan HAB-78 di awal Januari 2024 nanti, akan diresmikan papan ketik digital aksara pegon. Harapannya bisa memudahkan proses pembelajaran berbasis aksara pegon di pesantren. 

Dia mengatakan digitalisasi aksara pegon itu penting. "Hampir tidak ada satupun pesantren yang tidak menggunakan aksara pegon," jelasnya. Aksra pegon adalah aksara Arab, namun dipakai untuk bahasa daerah setempat. Misalnya aksara Pegon digunakan untuk menulis arti atau makna kitab dengan bahasa Jawa. 

"Bukan hanya bahasa Jawa. Tapi bahasa lokal lainnya," tuturnya. Dengan perkembangan pembelajaran di pesantren, penggunaan aksrana Pegon semakin komplek. Ketika ada pembelajaran menggunakan komputer, harapannya aksara Pegon tetap bisa digunakan di dalamnya. Selama ini penggunaan aksara Pegon hanya lewat tulisan tangan saja.

BACA JUGA:PGRI Desak TPG Dicairkan Sebelum Libur Semester

Di bagian lain Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani menjanjikan pengumuman hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru tahun 2023 bisa diumumkan secepatnya. Maksimal, Jumat (22/12). 

Ia berharap, semua formasi yang terbuka bisa terpenuhi. ”Kalau dari formasinya 298 ribu, ya itu tambahannya, kami harapannya semua terisi,” ujarnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan