Sejarah Masjid Jamik Bengkulu, Dibangun Pejuang Tahun 1828 dan Direnovasi Oleh Soekarno

Masjid Jamik Bengkulu yang dibangun tahun 1828 ini sempat direnovasi oleh Presiden RI Pertama yakni Ir. Soekarno. Saat ini masjid Jamik ini sudah menjadi cagar budaya. (FOTO: Fiki Susadi/KORANRB.ID)--

BNGKULU, KORANRB.ID - Masjid Jamik Bengkulu dibangun oleh pejuang tahun 1828 dan sempat direnovasi oleh Presiden RI pertama yakni Ir Soekarno. Masjid ini sebagai salah satu situs bersejarah di Indonesia  karena memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan.

Meskipun terletak di ujung barat pulau Sumatera, jauh dari pusat pergerakan nasional di Jawa, Masjid Jamik Bengkulu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap semangat kemerdekaan Indonesia. Sejak awal abad ke-20, Bengkulu telah menjadi pusat aktivitas perdagangan dan administrasi kolonial Belanda.

Meskipun terpencil, kota ini menjadi saksi bisu bagi semangat nasionalisme yang tumbuh di kalangan masyarakatnya. Masjid Jamik, dengan arsitektur megah dan sejarah panjangnya, menjadi tempat berkumpulnya pemimpin lokal dan intelektual yang berbagi hasrat untuk meraih kemerdekaan.

BACA JUGA:Masya Allah! Masjid Al Jihad Seluma Berusia 1 Abad Lebih, Begini Sejarahnya

Salah satu peran utama Masjid Jamik Bengkulu adalah sebagai pusat pengorganisiran kegiatan sosial dan politik. Pada masa penjajahan, para pemimpin nasionalis menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyelenggarakan pertemuan, diskusi, dan pertemuan rahasia untuk merencanakan gerakan anti-kolonial. Kehadiran Masjid Jamik menjadi semacam pusat konsolidasi perlawanan terhadap kebijakan kolonial yang semakin menindas.

Selain itu, khutbah Jumat di Masjid Jamik Bengkulu menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan perlawanan terhadap penjajahan. Para khatib masjid secara terbuka menyerukan keadilan, persatuan, dan perjuangan melawan penindasan Belanda. Pesan-pesan ini menciptakan atmosfer penuh semangat kemerdekaan di antara jemaah masjid dan masyarakat umum.

BACA JUGA:Sejarah Pembangunan Masjid Agung Mukomuko, Ternyata Pernah Berganti Nama

Pentingnya peran Masjid Jamik dalam kemerdekaan Indonesia juga tercermin dalam partisipasinya dalam gerakan politik lokal. Pada awal abad ke-20, para ulama dan intelektual Islam di Bengkulu menggunakan masjid sebagai panggung untuk mendidik masyarakat tentang nilai-nilai kebebasan dan martabat manusia. Mereka memainkan peran penting dalam membentuk opini publik terhadap gerakan kemerdekaan.

Selain itu, Masjid Jamik juga menjadi tempat berkumpulnya pejuang-pejuang kemerdekaan yang kemudian terlibat dalam berbagai aksi perlawanan. Di sekitar masjid, terbentuk kelompok-kelompok kecil yang merencanakan sabotase terhadap pemerintahan kolonial dan mendukung gerakan kemerdekaan secara diam-diam.

BACA JUGA:Sejarah Masjid Agung Arga Makmur, Pernah Dipindah di Era Presiden Soeharto

Masjid menjadi pusat kegiatan rahasia yang memainkan peran kunci dalam menggalang dukungan untuk perjuangan kemerdekaan. Pentingnya Masjid Jamik Bengkulu dalam sejarah kemerdekaan Indonesia juga tercermin dalam peran pendidikannya. Masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan agama dan moral.

Para ulama di Masjid Jamik tidak hanya mengajarkan ajaran agama, tetapi juga nilai-nilai kemerdekaan dan tanggung jawab sosial. Pendidikan di masjid menciptakan generasi yang paham betul akan pentingnya mempertahankan martabat bangsa dan memperjuangkan kemerdekaan. Dengan demikian, Masjid Jamik kota Bengkulu tidak hanya merupakan tempat ibadah, tetapi juga simbol semangat perjuangan dan kemerdekaan. 

BACA JUGA:BKM Harus Memanajemen Masjid dengan Baik

Melalui peran sosial, politik, dan pendidikan yang dimainkannya, masjid ini membantu membentuk dan memperkuat semangat nasionalisme di kalangan masyarakatnya. Sebagai bagian dari warisan sejarah Indonesia, Masjid Jamik Bengkulu tetap menjadi saksi bisu peran besar yang dimainkannya dalam perjuangan menuju kemerdekaan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan