Ini Dia Fakta Unik dari Kota Curup, Ibukotanya Rejang Lebong

Curup memiliki sejarah panjang. Ibukota Kabupaten Rejang Lebong ini pernah menjadi ibukota sementarta Provinsi Sumsel. (FOTO: ARI/KORANRB.ID--

KORANRB.ID - Curup atau Curup Kota, yang dikenal sebagai Cu'up dalam bahasa Rejang, merupakan sebuah kecamatan dan ibu kota Kabupaten Rejang Lebong di Bengkulu, Indonesia. Pada masa sebelumnya, kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, dengan Dr. A. K. Gani menjabat sebagai gubernur militernya.

Nama Curup berasal dari bahasa Rejang yang dimelayukan. Awalnya, Curup hanya merujuk pada satu desa kecil, yang saat ini dikenal sebagai Dusun Curup (bahasa Rejang dialek Musi/Selupu: Sadei Cu'up), yang merupakan desa utama dari Marga Selupu Rejang.

BACA JUGA:Asam Padeh Daging Kerbau Ciri Khas Desa Sungai Ipuh

Dusun Curup telah mengalami beberapa kali perpindahan lokasi, dan salah satu lokasi permukiman tersebut didirikan di dekat air terjun, atau dalam bahasa Rejang disebut cu'up.

Kata cu'up kemudian berubah menjadi "Curup" sesuai dengan kebiasaan orang Melayu. Oleh karena itu, desa tersebut diberi nama sesuai dengan ciri alam di sekitar lokasi pendiriannya, sejalan dengan tradisi masyarakat Rejang dalam memberi nama permukiman mereka.

BACA JUGA:Asal Mula Nama Desa Tanjung Eran di BS, Berawal dari Beras yang Tiba-tiba Ada di Dapur

Nama Curup kemudian digunakan untuk merujuk pada daerah lain di sekitar Dusun Curup, termasuk Pasar Curup yang didirikan oleh Belanda dan menjadi awal pembentukan Kecamatan Curup yang ada saat ini.

Dengan histori yang dimilikinya, wajar saja jika Kota Curup memiliki banyak keunikan. Berikut adalah beberapa fakta unik Kota Curup yang dirangkum RB dari berbagai sumber:

Pernah Jadi Ibukota Sumatera Selatan

Pada periode pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dan setelah kekuasaan Kekaisaran Jepang berakhir di Indonesia, Belanda berupaya untuk kembali menguasai wilayah tersebut.

BACA JUGA:Dari Korban Letusan Gunung Agung Bali, Jadi Pusat Budaya Ogoh-ogoh di Provinsi Bengkulu

Dalam rangka mencapai tujuannya, Belanda melancarkan serangkaian aksi militer, termasuk Agresi Militer I pada tahun 1948 dan Agresi Militer II pada tahun 1949.

Dalam Agresi Militer I, Belanda berhasil menguasai kota Palembang, yang pada saat itu menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Selatan. Akibat dari penaklukan Palembang, pemerintahan Republik Indonesia terpaksa pindah ke daerah pedalaman sambil terus berjuang untuk merebut kembali kendali atas Palembang dari tangan Belanda.

Pada pertengahan tahun 1948, Curup, yang masih belum dikuasai oleh militer Belanda, dipilih secara strategis sebagai ibu kota darurat Provinsi Sumatera Selatan. Di kota ini, Residen Palembang dan Gubernur Muda Sumatera Selatan M. Isa bersama Gubernur Militer A.K. Gani menjalankan roda pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan