Meluasnya Konflik Timur Tengah Beri Tekanan IHSG

Analis pasar modal Hans Kwe. FOTO: IST/RB--

KORANRB.ID - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi fluktuatif akibat meluasnya konflik Timur Tengah. Hal itu menyusul serangan udara dan laut oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman. Di sisi lain, realisasi indeks harga konsumen (IHK) AS pada Desember 2023 tercatat naik.

Analis pasar modal Hans Kwee menilai, konflik di Timur Tengah memberi tekanan kepada IHSG. Hanya saja masih cenderung jangka pendek. “IHSG pekan ini berpotensi menguat dengan support di level 7.205 sampai 7.152 dan resistance di 7.311 hingga 7.403,” ucapnya Minggu malam, 14 Januari 2024.

Rilis IHK AS Desember 2023 sebesar 3,4 persen juga belum memberi kabar bagus. Angka itu naik dari bulan sebelumnya di posisi 3,1 persen. Meskipun demikian, inflasi inti menurun tipis di 3,9 persen dari 4 persen.

BACA JUGA: Tingkatkan Mutu Guru, Kemenag Kucurkan Rp306 Miliar 

Data ekonomi tersebut membuat pejabat The Federal Reserve (The Fed) tidak yakin dengan pemotongan suku bunga acuan di Maret 2023. Sehingga memperkecil kemungkinan dovish seperti yang diharapkan pasar saat ini. Di sisi lain, bank sentral AS itu belum melihat penurunan inflasi yang terukur pada sektor perumahan dan sebagian besar komponen jasa

“Begitu pula di Eropa, inflasi beberapa negara juga masih jauh di atas 2 persen membuat perkiraan pemotongan bunga ECB (European Central Bank) di Maret agak meragukan,” ujar dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

Sementara itu, Pejabat Sementara (Pj. S) Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, IHSG turun 1,49 persen di posisi 7.241,138 pada penutupan perdagangan bursa Jumat (12/1). Kapitalisasi pasar bursa juga merosot 3,63 persen secara mingguan dari Rp 11.780,02 triliun menjadi Rp 11.352,54 triliun. 

BACA JUGA:Pelanggaran Pemilu, Dari Netralitas Guru Honorer hingga Libatkan Kades

“Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 1,12 triliun dan sepanjang 2024 investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 6,07 triliun,” ungkapnya. 

Meskipun demikian, rata-rata nilai transaksi harian saham mengalami peningkatan 17,20 persen menjadi Rp 9,78 triliun. Begitu pula, rata-rata frekuensinya yang naik 5,23 persen menjadi 1.214.622  kali transaksi. Sedangkan, rata-rata volume tumbuh 3,26 persen selama sepekan menjadi 16,81 miliar lembar.(han/dio)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan