Bupati juga berharap tidak ada lagi korban akibat keganasan buaya di Sungai Selagan maupun sungai lainnya.
BACA JUGA:Cegah Konflik, Gubernur Bengkulu Minta BKSDA Segera Evakuasi Buaya Selagan
“Sebelumnya juga pernah terjadi. Korban juga meninggal setelah diterkam buaya di Sungai Selagan. Kemarin, korban juga meninggal dunia, sederatan kejadian itu yang pastinya tidak boleh terulang lagi. Harus cepat ada tindakan dan penanganan dari pihak terkait,” pintanya.
Bupati juga mengingatkan, selama buaya di Sungai Selagan belum dapat diatasi, seluruh masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas di aliran sungai tersebut.
Baik itu mandi, mencari lokan dengan cara menyelam, memancing dan kegiatan lainnya. Tujuannya agar hal yang tidak diinginkan terulang lagi.
“Untuk sementara ini jangan melakukan aktivitas di aliran Sungai Selagan dulu. Karena di sungai itu, kabarnya banyak sekali buayanya. Tidak hanya satu atau dua ekor, tapi sudah ada puluhan ekor,” sampainya.
Kemarin 16 April 2024 suasana duka masih menyelimuti rumah almarhum Ide (26), warga Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko yang meninggal dunia di terkam buaya di sungai Selagan Raya Senin 15 April 2024.
Memasuki hari kedua, silih berganti kerabat sanak keluarga, maupun pemdes dan beberapa perwakilan dari Pemkab Mukomuko yang datang baik untuk memberikan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan.
Keluarga korban ini tergolong keluarga yang tidak mampu. Pekerjaan almarhum semasa hidupunya merupakan buruh serabutan, selain mencari lokan di dasar Sungai Selagan. Dengan penghasilan perhari yang tidak dapat diprediksi.
Semasa hidupnya korban juga tergolong aktif bersosial dengan masyarakat desa. Untuk kediaman yang ditempati istri dan sang anak, menjadi salah satu rumah yang selalu disinggahi banjir.
Rumah juga belum memiliki fasilitas MCK, jadi memang benar-benar keluarga yang tidak mampu.
BACA JUGA: Pencari Lokan Diterkam Buaya Sungai Selagan Tinggalkan 1 Anak Masih Balita
"Warga saya yang satu ini memang terkatagori keluarga yang tidak mampu, selain tidak memiliki penghasilan yang tetap. Kediamannya masih seadanya. Kalau bantuan yang keluarga almarhum terima hanya dari Pemdes, namun dari Pemerintah Daerah belum ada," kata Kepala Desa Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko, Bujarman.
Bujarman mengatakan, untuk warga Desa Tanah Harapan ini memang masih banyak yang tergolong tidak mampu. Begitu juga dengan korban ini.
Pemdes sebelumnya juga sempat ingin merelokasi rumah korban karena selalu terkena banjir, namun karena keterbatasan biaya hal tersebut belum bisa dilakukan.