Tabungan Nikah Ikut Hilang Gara-gara Ikut Arisan Bodong, Owner Arisan Bodong Bisa Dijerat Pasal Ini

Senin 22 Apr 2024 - 23:10 WIB
Reporter : West Jer Tourindo
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Na juga tidak  pernah menunjukan gaya hidup mewah layaknya orang yang memegang uang puluhan miliar tersebut.

“Na sendiri tidak banyak bicara dan tidak terbuka soal uang tersebut. Namun dari gaya hidupnya, sama sekali tidak menunjukan. Maka kami juga heran,” terangnya.

Sehari-hari orang tua Na hanya bekerja layaknya masyarakat banyak di Bengkulu Utara sebagai petani.

Na juga diketahui pernah berjualan online. Namun warga tidak pernah mendengar jika Na membuka bisnis investasi atau arisan yang diduga bodong tersebut.

“Sampai saat ini kami di desa termasuk orangtua Na juga tidak mengetahui perihal bisnis tersebut, maka kita terkejut saat ada informasi tudingan penipuan tersebut. Di desa kami juga tidak ada warga yang menjadi korban dan ditawari,” terangnya.

Langkah Ratno berupaya melakukan mediasi tersebut untuk mencegah terjadinya keributan di desanya.

Pasalnya kelompok mahasiswa yang mengaku sebagai korban tersebut berniat datang ke desa.

“Maka menghindari hal yang tidak diinginkan, kita melakukan mediasi. Namun memang belum ada tercapai kesepakatan,” terangnya.

Sementara itu Lola salah satu korban yang juga berstatus mahasiswi ini mengaku jika anggota investasi yang dibuka Na hampir  400 orang.

Mereka juga menyetorkan uang investasi yang bervariasi dengan janji bunga 10 persen per hari.

“Bahkan ada yang dari luar Kota Bengkulu. Paling besar seingat saya ada lebih menginvestasikan uang lebih dari Rp 100 Juta,” terangnya.

Anggota investasi yang dibuka Na terus bertambah lantaran mulanya beberapa rekan korban benar-benar mendapatkan keuntungan dari setoran dana.

Mereka yang menyetorkan dana Rp 1 Juta dan jika akan menarik uang keesokan harinya akan diberikan Rp 1,1 Juta.

“Bahkan sebagian besar menarik uang dan menyerahkan kembali sebagai modal investasi, bahkan menambah lagi uangnya,” terangnya.

Namun saat jumlah peserta investasi meningkat dan angka modal pokok yang diserahkan pada Na semakin besar, pembayaran mulai tersendat.

“Hingga satu bulan sebelum Idul Fitri kami (Korban, red) benar-benar tidak bisa menghubungi Na. Sedangkan sudah banyak yang berjanji akan menarik uang untuk kebutuhan lebaran,” terangnya.

Kategori :