BACA JUGA:Jaga Kekebalan Tubuh, Ini 10 Manfaat Si Pahit Brotowali bagi Kesehatan
Resolusi konflik diartikan sebagai suatu pendekatan penyelesaian konflik dengan berupaya memecahkan masalah secara konstruktif.
Ditjen Bimas Islam mengemas program tersebut dalam bentuk Sekolah Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik atau SPARK.
Sesuai namanya, program Sekolah diperuntukkan bagi penyuluh agama (baik PNS, PPPK, maupun honorer atau PAH).
Kesempatan juga dibuka bagi Penghulu (baik PNS maupun PPPK).
Melalui program tersebut Kemenag akan melibatkan penghulu dan penyuluh agama untuk menjadi Aktor Resolusi Konflik.
BACA JUGA:Bejat! Bapak di Rejang Lebong Rudapaksa Anak Kandungnya Hingga Hamil 4 Bulan
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais) Kemenag, Adib menjelaskan program tersebut dimaksudkan sebagai upaya Kemenag dalam mencegah konflik sosial berdimensi agama di tengah masyarakat.
Untuk itu Kemenag menggelar program Sekolah Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik (SPARK) 2024.
Kemenag menilai Penanganan konflik sosial berdimensi keagamaan membutuhkan keberanian dan kecintaan pada perdamaian.
SPARK memang dirancang mempertajam kepekaan dan kecakapan teknis para penyuluh dan penghulu dalam membuat keputusan ketika menghadapi atau mencegah konflik.
BACA JUGA:Honda Beat Semakin Bikin Jatuh Hati, Mesin 150 cc Dilengkapi Fitur Menarik
“Pendaftaran dan seleksi SPARK dibuka pada 1 hingga 19 Mei 2024. Sementara hasil seleksi akan diumumkan pada 20 Mei dan kegiatannya digelar pada 27 Mei hingga 26 Juli 2024,” ujar Adib.
Diketahui Direktorat Urais juga menjalin kerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan untuk menggelar kursus daring terbuka untuk umum (MOOC) di bidang deteksi dini.
“Sertifikat dari kursus ini menjadi prasyarat bagi para penyuluh dan penghulu yang ingin mengikuti pelatihan SPARK,” ulasnya. (**)