"Kami sudah ke lokasi untuk melakukan pendataan. Nanti kita juga akan memberikan semacam stimulan apa yang harus kita perbuat untuk masyarakat," ucapnya.
BACA JUGA:Jaksa Pikir-Pikir Vonis 1 Tahun Terdakwa Korupsi BOK Kaur
BACA JUGA:Lima Terdakwa Perintangan Penyidikan Korupsi BOK Kaur Banding! JPU Nyatakan Pikir-pikir
Pihaknya juga akan menyampaikan Kementerian bagaimana agar petani gagal panen itu kita bantu penggantian benihnya pula.
Selain itu, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu juga akan mendorong untuk adanya penganggaran dari kementerian untuk membantu melakukan pembersihan areal pertanian yang terdampak banjir.
"Hal ini juga mengingat banyak puing-puing yang berserakan atau terbawa banjir yang mengendap di areal pertanian yang ada," ucapnya.
Selanjutnya, juga akan dilakukan penanggulangan terhadap dampak banjir. Seperti halnya banyaknya puing-puing bekas terjadinya banjir itu.
"Ini nanti kita coba juga cari supaya untuk membantu pendanaan untuk pembersihan itu dari Kementerian pertanian," terang Rizon.
Sedangkan untuk infrastruktur pertanian seperti irigasi yang mengalami kerusakan akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Lebong, M. Rizon menyebut untuk saat ini pihaknya belum melakukan pendataan secara detail.
"Kalau data secara khusus untuk saluran irigasi kami belum mendapatkan totalnya, tapi untuk luasan sawah lebih dari 300 hektar terdampak," demikian Rizon.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rosjonsyah, yang turun langsung ke lokasi memastikan semua bantuan logistik terpenuhi.
Bencana banjir dari Sungai Air Ketahun Kabupaten Lebong itu pula, dikatakannya menyebabkan kerugian materi mencapai ratusan juta rupiah.
"Sejauh ini banjir menyasar sejumlah desa di 3 kecamatan," terang Rosjonsyah.
Dari 3 keecamatan tersebut, ia menyebutkan untuk banjir menyebar di Desa Ujung Tanjung I Kecamatan Lebong Sakti, ia meluap memasuki sekitar 45 unit rumah warga.
Sementara di Desa Ujung Tanjung 2, air juga meluap ke sekitar 35 unit rumah warga, di Desa Ujung Tanjung 3, air meluap ke 40 unit rumah warga.
Banjir Lebong ini, menurut Rosjonsyah disebebkan oleh curah hujan yang tinggi sepanjang dialiran Sungai Ketahun.