KORANRB.ID – Anak-anak generasi 90-an khususnya dulu yang aktif belajar mengaji di Taman Pengajian Al-Quran (TPA) atau Taman Pengajian Quran (TPQ), pasti sudah tidak asing dengan kegiatan Didikan Subuh.
Ya, kegiatan yang dilaksanakan setiap Minggu pagi selepas subuh di setiap masjid atau musala ini, memberikan romantisme tersendiri dalam belajar agama bagi generasi 90an.
Jika melihat dari sejarahnya, kegiatan Didikan Subuh ini pertama kali diadakan pada tahun 1962 di Padang, Sumatera Barat.
Sejak itu, gerakan ini telah menyebar ke seluruh penjuru Sumatera Barat dan berlangsung di berbagai masjid dan musala.
BACA JUGA:Kapan sih Pengumuman Seleksi CPNS dan PPPK Periode II dan III? Ini Jadwalnya
Didikan subuh merupakan salah satu wadah untuk melatih, mendidik dan membiasakan anak-anak cinta masjid, melatih mengamalkan ajaran islam secara intensif dan menambah pengetahuan agamanya.
Program Didikan Subuh biasanya dilaksanakan selama beberapa jam, dimulai sebelum shalat Subuh dan berlangsung hingga sekitar pukul tujuh pagi.
Acaranya meliputi rangkaian kegiatan seperti shalat Subuh berjamaah, dzikir, kuliah singkat (kultum), pembacaan ayat suci Al-Qur'an, nyanyian lagu (mars).
Janji Didikan Subuh, diskusi, pernyataan (ijtima), pengarahan (tazkiyah), pidato singkat, puisi, doa-doa, nasyid, dan diakhiri dengan nasihat pembina serta pengumpulan sumbangan (infaq).
BACA JUGA:PT. Home Center Indonesia Membuka Lowongan Pekerjaan, Tamat SMA/SMK Sederajat Bisa Mendaftar
Adapun kegiatan lainnya yang masuk dalam program ini, diantaranya kegiatan berwisata kecil, gerakan amal seperti senam dan kerja bakti, membersihkan masjid/musala dan sekitarnya, serta kegiatan pemukiman Didikan Subuh dengan serangkaian acara lomba.
Hanya saja seiring waktu, program Didikan Subuh ini terus mengalami pergeseran, dimana sudah sangat jarang lagi kita mendengar di masjid dan mushollah di setiap Minggu pagi, ramai anak-anak mengikuti kegiatan ini.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rejang Lebong Drs. H. Lukman, S.Ag, MH menyampaikan bahwa saat ini program Didikan Subuh masih ada yang berjalan di desa-desa, namun hanya diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) dan Penyuluh Agama Islam (PAI) saja.
Idealnya kegiatan ini juga diselanggarakan oleh perangkat maupun tokoh agama di pedesaan, bahkan Kemenag berharap melalui perangkat agama program ini sepenuhnya didukung oleh pemerintah daerah.
BACA JUGA:Ini Kuliner Indonesia yang Mirip dengan Salad, Serupa Tapi Tak Sama