Merujuk MarketWatch, indeks DXY berada di level 105,08.
”Hal itu membuat rupiah mulai menguat dan pasar saham mulai kembali menguat. Pelaku pasar berharap The Fed dapat melakukan dua pemotongan dimulai pada September,” tutur Hans.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan data produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Konsensus memperkirakan ekonomi nasional tumbuh 5 persen dari sebelumnya 5,04 persen secara tahunan, tetapi terkoreksi 0,89 persen secara kuartalan.
”Dari berbagai sentimen itu, IHSG (indeks harga saham gabungan) berpotensi konsolidasi menguat dengan support di level 7.072 sampai 7.025 dan resistance di 7.266 hingga 7.300,” ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti tersebut.
BACA JUGA:Sudah Banyak Penipuan Berkedok Arisan di Provinsi Bengkulu, Kenali Ciri-Cirinya
Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan, mayoritas data perdagangan saham periode 29 April sampai 3 Mei 2024 ditutup pada zona positif.
Peningkatan tertinggi selama sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi saham.
Yaitu, sebesar 9,78 persen menjadi Rp 14,95 triliun dari Rp 13,62 triliun.
Peningkatan turut terjadi pada kapitalisasi pasar sebesar 2,20 persen menjadi Rp 12.012 triliun.
IHSG naik 1,40 persen dalam sepekan dari 7.036,075 menjadi 7.134,724.
”Pergerakan investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 859,52 miliar dan sepanjang 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp 4,49 triliun,” terang Kautsar.(**)