KORANRB.ID – Tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) meningkat.
The Federal Reserve (The Fed) juga memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya tetap tinggi.
Pelaku pasar juga menanti data pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada Jumat (3/5), data ketenagakerjaan AS per April mencatat nonfarm payroll naik 175 ribu.
Tingkat pengangguran juga terkerek menjadi 3,9 persen dengan pertumbuhan upah yang melambat.
BACA JUGA:Pasangan Cabup-Cawabup Pilkada Rejang Lebong Mengerucut, Ini Bocorannya
Penggajian menurun di sektor produsen mobil dan penyedia tenaga kerja sementara.
Kenaikan terkonsentrasi pada sektor perawatan kesehatan, transportasi, dan perdagangan ritel.
Pertumbuhan lapangan kerja juga melambat di bidang rekreasi dan perhotelan, konstruksi, serta pemerintah.
Jumlah jam kerja mingguan turun menjadi 34,3 jam.
”Pengangguran yang meningkat mengindikasikan data lapangan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan,” kata Analis Pasar Modal Hans Kwee, Minggu 5 Mei 2024.
Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 30 April–1 Mei lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 5,25–5,50 persen.
BACA JUGA:17 Oktober 2024 Wajib Halal, Apa Maksudnya? Begini Penjelasannya!
Keputusan tersebut tentu memberikan dampak cukup besar pada pasar keuangan.
Indeks nilai tukar USD (DXY) melemah.