KORANRB.ID - Sebagian besar orang pasti belum mengetahui hukum melaksanakan takziah.
Bahkan orang masih berfikir, melaksanakan takziah merupakan suatu yang wajib. Padahal hukum melaksanakan takziah dalam islam adalah sunnah.
Kemudian takziah bukan hanya sekedar menengok ataupun melayat orang meninggal dunia.
Namun takziah bertujuan untuk mrnghibur, memberikan ketabahan, bersabar, berteguh hati serta menerima musibah kematian yang sedang dialami.
BACA JUGA:Dikira Haram Ternyata Ini Hukum Menikahi Sepupu
Mengapai hukum takziah ini sunnah. Dengan menggelar takziah, bertujuan mengurangi kesedihan warga yang ditinggalakan, serta meringankan musibah keluarga yang ditinggalkan.
Cara mengurangi kesedihan dan meringankan musibah tentu bermacam-macam, mulai dari menghibur, membantu mengurus persiapan takziah, membantu mengurus jenazah, menyiapkan keperluannya, hingga memberikan bantuan materi.
Apalagi dizaman sekrang kebutuhan pendanaan dalam pengurusan jenazah, tak lagi dapat dikesampingkan.
Selanjutnya, takziah bertujuan untuk mendoakan jenazah dan memohon ampunan bagi jenazah.
Dengan demikian dapat disimpulkan, hadir takziah merupakan hal yang penting.
BACA JUGA:Seserahan Pernikahan Sering Dilakukan, Ini Hukumnya Menurut Islam
Sebab banyak sekali manfaat yang kita berikan kepada keluarga yang ditinggalkan apabila seseorang menghadiri takziah.
Hal ini juga harus dipahami oleh sebagai besar orang. Keluarga mayit atau keluarga yang sedang tertimpa musibah keluarganya meninggal dunia yang membuat makanan atau menyajikan makanan untuk para tamu hukumnya makruh.
Sebab semua ini merupakan hal yang tidak pantas dikerjakan karena itu menambah musibah mereka
Namun yang seharusnya dilakukan adalah menyiapkan dan memasakkan makanan justru sunnahnya adalah tugas tetangga, kerabat, dan teman-teman mayit untuk keluarga yang sedang berduka
. Hal ini bahkan sudah pernah diperintahkan Rasulullah SAW.
Ingatklah dengan ujian yang menimpa kita, terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah dan selalu butuh kepada Allah Yang Maha Kuasa.
BACA JUGA:Ini Hukum Hantaran Dalam Pernikahan Menurut Islam
Terkadang kita baru mengenal yang namanya kusyu’ dalam sholat. Kita baru bisa merasakan kerendahan yang disertai deraian air mata.
Kita baru bisa merasakan nikmatnya ibadah tatkala ujian datang, tatkala musibah menerpa.
Bahkan dengan ujian atau musibah yang menimpa kita terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri kita.
Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung.
Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah, bahkan perkaranya justru sebaliknya. (*)