“Saya memastikan jika Pemkab Bengkulu Tengah akan terus mengupayakan penanggulangan bencana abrasi ini dan ia meminta warga bisa bersabar,” Tutup Harmen.
Salah satu warga sekaligus pengurus penangkaran penyu, Zulkarnaedi menjelaskan, abrasi terparah mrmang terjadi sejak 1 tahun terakhir ini di pantai Desa Pekik Nyaring.
Sebab laju abrasinya sangat cepat dan sudah memberikan dampak bagi warga.
Sudah ada beberapa rumah warga yang harus di bongkar oleh warga karena terkena imbas abrasi.
Apabila tak dibongkar maka rumah tersebut akan terseret arus pantai. Saat ini penangkaran atau konservasi penyunyang terancam terkena dampak abrasi tersebut, apabila tak ada tindaklanjut dari pemerintah. Saat ini jarak penangkaran penyu ke bibir pantai hanya berjarak 3 sampai 4 meter.
“Kejadian abrasi ini sudah banyak memberikan dampak bagi warga. Sebab sudah cukup banyak rumah warga yang harua di bongkar karena kikis abrasi yang semakin meluas,” ujarnya
Disisi lain ia mengungkapkan jika warga sekitar wilayah abrasi tersebut sudah melaporkan kejadian ini ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Tengah. Namun hingga saat ini Pemkab Bengkulu Tengah belum memberikan respon ataupun tindaklanjut terkait kejadian ini.
Pihaknya berharap Pemkab Bengkulu Tengah bisa membangun pembatas laut dengan daratan seperti yang dibangun di sepanjang pantai panjang kota Bengkulu.
“Pemkab Bengkulu Tengah belum ada memberikan tindaklanjut terkait peristiwa abrasi ini. Kami berharap Pemkab Bengkulu Tengah bisa segera mengambil langkah terkait peristiwa ini,” tegasnya.