BINTUHAN, KORANRB.ID – Pemadaman listrik kerap terjadi di Kecamatan Maje dan Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur.
Kesabaran pelanggan PLN di dua kecamatan itu pun habis. Puncak kekesalan mereka, menggelar aksi di Kantor PLN Bintuhan di Desa Jembatan Dua Kaur Selatan.
Warga yang tergabung dalam forum masyarakat Maje Nasal (Manas) mendatangi kantor PLN pada Rabu 8 Mei 2024.
BACA JUGA:Polemik Pemprov dengan Yayasan Semarak Kembali Mencuat, Gubernur: Sudah Jadi Temuan BPK
Unjuk rasa ini merupakan bentuk dari kekesalan masyarakat Maje Nasal yang sudah tidak tahan lagi dengan pemadaman lampu yang kerap dilakukan PLN Bintuhan.
Karena pemadaman ini, masyarakat banyak sekali yang merugi terutama alat elektronik yang sudah sangat banyak rusak akibat listrik yang terus hidup mati.
Koordinator unjuk rasa, Sirajuddin Abbas mengatakan, mereka menggelar demonstrasi bukan tanpa alasan.
Selama ini kinerja PLN dinilai tidak profesional, dengan kerap terjadi pemadaman listrik. Bahkan dalam satu Minggu, bisa sampai 3-5 kali pemadaman listrik.
"Ujuk rasa yang kita gelar merupakan bentuk kekecewaan, atas kinerja PLN yang tidak profesional. Pemadaman listrik yang terus terjadi, membuat banyak warga yang merugi," ungkapnya.
Dalam aksi, masyarakat Maje Nasal menyampaikan 7 tuntutan.
Pertama, PLN Bintuhan harus membuat jadwal pemadaman bergilir seluruh kecamatan agar warga Maje Nasal tidak jadi sasaran bila tegangan drop.
Kedua, meminta PLN Bintuhan bertanggung jawab mengganti peralatan elektronik mengalami kerusakan dan mengganti kerugian pelaku UMKM ketika terjadi pemadaman bila tanpa pemberitahuan atau gangguan melalukan memadamkan listrik.
BACA JUGA:Baru 9 OPD di Pemkab Rejang Lebong Terapkan Aplikasi Srikandi
Ketiga, meminta PLN Bintuhan melakukan pencopotan petugas pelayanan teknis (Yantek) yang tidak terjun kelapangan saat ada gangguan jaringan.
Keempat mendesak membuat pernyataan tiga poin diatas dituangkan dalam surat ditandatangani pimpinan PLN Bintuhan.