KORANRB.ID - Korupsi sudah hadir, sepanjang sejarah manusia dan telah mewarnai banyak peradaban dari masa ke masa.
Meskipun mungkin sulit untuk melacak setiap insiden korupsi namun praktik korupsi sudah ada sejak lama.
Berdasarkan catatan sejarah tertua, seperti dalam teks-teks Mesopotamia, Yunani Kuno, dan Romawi Kuno, ada referensi tentang praktik korupsi di antara pejabat pemerintah dan penguasa.
Misalnya, di Romawi Kuno, korupsi umumnya diamati dalam bentuk suap dan pemerasan.
Kemudia Korupsi juga kembali hadir dalam sistem feodalisme di Eropa, di mana para bangsawan dan penguasa feodal sering kali memanfaatkan kekuasaan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Selama masa penjajahan Eropa di berbagai belahan dunia, korupsi merajalela di antara para pejabat kolonial yang mengeksploitasi sumber daya lokal dan memperkaya diri sendiri.
Pada abad ke 20, dengan berkembangnya negara-negara modern dan tumbuhnya pemerintahan, korupsi menjadi lebih terorganisir dan dengan putaran dana yang lebih besar.
Banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin menghadapi masalah korupsi yang serius di antara elit politik dan bisnis mereka, hingga abad ke 21.
BACA JUGA:Jadi Jalur Alternatif, Warga Keluhkan Jalan Desa Susup Bengkulu Tengah Mulai Rusak
Meskipun ada upaya untuk memerangi korupsi, hal itu tetap menjadi masalah yang menantang karena sifatnya yang sering kali tersembunyi dan sulit dideteksi, serta karena keterlibatan banyak kepentingan politik dan ekonomi, maka akan susah untuk terungkap.
Sedangkan sejarah korupsi di Indonesia sendiri, juga panjang dan kompleks, terbentang dari masa sebelum kemerdekaan hingga zaman modern.
Hal ini terjadi, selama masa penjajahan Belanda, korupsi merajalela di antara para pejabat kolonial yang mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja Indonesia untuk keuntungan pribadi Belanda.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, korupsi tidak lenyap, malah mungkin berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks.
BACA JUGA:Surya Paloh Tunjuk Erna Sari Dewi Pimpin DPW Partai Nasdem Bengkulu