BRI Jaga Kualitas Kredit Rendah

Rabu 08 Nov 2023 - 23:54 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

KORANRB.ID - Tren risiko kredit yang terjaga rendah masih akan terus berlanjut, meskipun risiko ekonomi domestik maupun global ke depan dapat memengaruhi kinerja debitur. Oleh karena itu, perbankan makin selektif dan meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi pemburukan kualitas kredit.

Direktur Manajemen Risiko PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Agus Sudiarto mengatakan, perseroan berhasil menurunkan loan at risk (LAR) menjadi 13,87 persen hingga kuartal III 2023 secara bank only. Sedangkan, per September  2022 berada di posisi 19,28 persen.

“Kami optimistis bahwa tahun depan LAR BRI akan kembali ke posisi normal seperti sebelum pandemi. Di kisaran 9 persen sampai 10 persen,” ujarnya, Rabu (8/11).

BACA JUGA:50 Truk Bantuan untuk Korban Perang di Gaza, Terima 22 Mahasiswa Palestina untuk Belajar

BRI juga menjaga rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) di posisi 3,07 persen. Lebih rendah 2 basis poin (bps) dari periode yang sama tahun yang lalu. Hal itu sejalan dengan upaya bersih-bersih portofolio pembiayaan.  Terutama kredit restrukturisasi terdampak Covid-19 sebagai bagian dari soft-landing strategy yang diimplementasikan sejak tahun lalu.

Agus menyatakan, upaya ini membutuhkan cadangan risiko kredit yang cukup. BRI telah melakukan pembentukan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang sangat memadai. Tercermin dari meningkatnya rasio loan loss reserves (LLR) dari 4,4 persen di 2019 menjadi 8,21 persen pada 2022.

BACA JUGA:APBD-P Empat Daerah Terancam Tak Diregistrasi, Tak Anggarkan Dana Hibah Pilkada

Selain itu, sampai September 2023, LAR coverage BRI mencapai 50,92 persen. Sedangkan NPL coverage sebesar 228,65 persen. Cost of credit (CoC) bank pelat merah itu berada di level 2,44 persen. Menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,02 persen.

“Dengan posisi LAR coverage di atas 50 persen dan NPL coverage di atas 200 persen, cadangan BRI masih cukup untuk mengantisipasi risiko pemburukan di 2024,” pungkasnya.(han/dio)

Kategori :