Lalu kita bantu dan kita tangani secara bersama-sama sesuai dengan bidang tugas masing-masing OPD.
“Kita telah melaksanakan 8 aksi integrasi percepatan penurunan stunting bersama OPD terkait.
BACA JUGA:Sudah Beraksi di 4 TKP, Bandit Ranmor Dibekuk Anggota Polsek
BACA JUGA:Bupati Rejang Lebong Minta BUMDes Maksimalkan TI Untuk Tingkatkan Produktifitas
Bappeda, Dinkes, Dinas PMD, dan Setda. Tujuannya untuk meningkatkan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif percepatan penurunan stunting. Termasuk melaksanakan Program Bangga Kencana 2024,” tambah Sutan.
Disisi lain, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Rejang Lebong, Suradi Rifa’i, SP mengungkapkan, bahwa Dinas PMD telah berusaha menopang penanganan percepatan penurunan stunting melalui Dana Desa (DD).
“Untuk penanganan kemiskinan ekstrim, desa bisa mengucurkan dana BLT paling tinggi 25 persen dari DD atau senilai Rp300.000 per bulan.
Program ketahanan pangan dan hewani juga bisa dialokasikan paling rendah 20 persen dari DD.
Jadi desa bisa berperan dalam pencegahan dan penurunan stunting melalui intervensi spesifik, intervensi sensitif, dan tata kelola percepatan penurunan stunting,” jelas Suradi.
Diketahui sebelumnya, dari 254 balita yang mengalami stunting tersebut tersebar di 15 kecamatan.
Adapun rinciannya yani 3 orang di Kecamatan Kotapadang, 38 orang di Padang Ulak Tanding (PUT), 22 orang di Sindang Kelingi, 5 orang di Binduriang, 11 orang di Sindang Beliti Ulu (SBU), 11 orang di Sindang Dataran, 29 orang di Curup, 22 orang di Bermani Ulu, 11 orang di Selupu Rejang, 26 orang di Curup Selatan, 46 orang di Curup Tengah, 1 orang di Bermani Ulu Raya (BUR), 11 orang di Curup Utara dan 18 orang di Curup Timur.