Ia menerangkan jika munculnya kasus stunting disebabkan oleh berbagai sebab hingga akhirnya muncul kasus stunting.
Mulai dari pernikahan dini, usia ibu yang terlalu muda, kurangnya asupan gizi saat mengandung, tidak memeriksakan kandungan termasuk pola hidup bersih keluarga dan gizi keluarga.
BACA JUGA:Tenggelam di Danau Bengkulu Utara, Pemancing Asal Air Sebayur Ditemukan, Begini Kondisinya
BACA JUGA:JCH Bengkulu Utara dan Mukomuko Sudah di Madinah, Jarak Hotel ke Masjid Nabawi Segini
Permasalahan tersebut disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kesadaran masyarakat hingga kemiskinan.
“Maka ada banyak program yang kita lakukan lintas OPD, mulai dari bedah rumah hingga program bantuan sosial,” terangnya.
Program bantuan sosial yang disalurkan Pemda Bengkulu pada masyarakat kurang mampu terus dilakukan.
Namun ia menegaskan hal tersebut adalah penanganan jangka pendek, namun jangka panjang Pemda Bengkulu Utara juga mendorong kegiatan wirausaha masyarakat kurang mampu.
“Maka kita mendorong usaha masyarakat minimal usaha rumahan dengan membuat kolam lele terpal yang perlengkapannya disiapkan oleh Pemda Bengkulu Utara,” terangnya.
Selain itu, Pemda Bengkulu Utara juga memiliki program diantaranya bedah rumah, sanitasi dan pelaksanaan pembangunan bermetode kawasan.
Mian menerangkan dengan adanya dukungan dari universitas atau mahasiswa maka percepatan penanganan masalah stunting di Bengkulu Utara akan lebih cepat lagi.
Mahasiswa juga bisa mendorong pembentukan pola pikir masyarakat sehingga mencegah terjadinya pernikahan dini hingga usia ibu muda yang mengandung.
“Saya yakin dengan dukungan Universitas Hazairin maka percepatan penanganan masalah stunting di Bengkulu Utara akan semakin cepat,” pungkas Mian.