KORANRB.ID - Mungkin sebagian besar sudah ada yang mengetahui, peran pasangan karakter Zainuddin (Herjunot Ali) dan Hayati (Pevita Pearce) yang sukses membuat penontonnya menitihkan air mata.
Film yang diangkat ke layar lebar berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck sebenarnya diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama.
Ditulis oleh H. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), novel yang diterbitkan pada tahun 1938 ini memiliki genre drama romantis.
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck adalah sebuah novel klasik Indonesia yang mengisahkan perjalanan cinta tragis antara Zainuddin dan Hayati.
Zainuddin, seorang pemuda berdarah campuran Minang dan Bugis, jatuh cinta pada Hayati, seorang gadis Minang dari Batipuh.
Meskipun saling mencintai, mereka harus menghadapi berbagai rintangan budaya dan adat yang ketat.
BACA JUGA:Waspada Jika Tinggal di Dekat Pabrik CPO, Ini Bahaya Jika Terjadi Pencemaran Limbah
Zainuddin, yang merasa tidak diterima oleh masyarakat Minang karena statusnya sebagai anak luar nikah dan tidak berdarah Minang murni, berusaha membuktikan dirinya.
Namun, Hayati dipaksa menikah dengan Aziz, seorang pria Minang yang dianggap lebih sesuai oleh keluarganya.
Perjalanan hidup Zainuddin membawanya menjadi seorang penulis terkenal, namun didalam lubuk hatinya masih menyimpan nama Hayati.
Hayati bersama suaminya Aziz sempat jatuh dalam jurang kemiskinan, membuat Zainudin berbesar hati menampung mereka diatap yang sama.
Namun karena rasa malu kepada Zainudin, akhirnya Aziz memutuskan meninggalkan Zainudin dan Hayati.
Meskipun keakraban kembali terjalin, namun dengan hati yang berat, Zainudin menolak Hayati untuk bersama kembali.
BACA JUGA:Benarkah Mengoleskan ASI dapat Meredakan Ruam Pada Pipi Bayi
Puncak kisah ini saat kapal Van der Wijck yang ditumpangi oleh Hayati, tenggelam dalam perjalanan pulang dari Surabaya ke Batavia.