Menurutnya, kemunculan satwa sehingga terlibat konflik dengan manusia disebabkan karena tiga hal.
BACA JUGA:Selamat ! Ini 202 Nama Anggota PKD Terpilih se Kabupaten Seluma
BACA JUGA:TPG Triwulan I Guru Seluma Cair Senin, Anggaran Rp13 Miliar Sudah di Kasda
Yakni karena tidak adanya asupan makan yang didapat oleh satwa, kemudian satwa yang terluka sehingga kesulitan untuk survive di alam liar hingga aktifitas manusia yang masuk dalam kawasan satwa.
Jika nantinya perangkap yang terpasang disantap oleh satwa tersebut.
Maka BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu akan segera berkoordinasi kepada BKSDA Bengkulu, karena untuk mengambil keputusan apakah harus dikarantina atau dilepas liarkan haruslah orang yang berkompeten.
“Untuk tindaklanjutnya apabila perangkap disantap satwa, kita akan berkoordinasi ke pimpinan terlebih dahulu,” singkat Lina.
Untuk diketahui, sebelumnya petani karet asal Desa Lubuk Terentang, Pirman mengalami sejumlah luka robek, akibat cakaran dan gigitan beruang madu yang menyerangnya pada Sabtu, 24 Mei sore lalu.
Meski masih bengkak di bagian kaki kanannya dan berjalan masih tertatih-tatih, namun kondisinya kini berangsur-angsur pulih pasca menjalani perawatan di RSUD M. Yunus Kota Bengkulu.
Diketahui bahwa Pirman mendapatkan 5 jahitan dan vaksin anti rabies akibat serangan beruang tersebut.
Diceritakan Pirman, saat itu korban sedang menyadap getah karet dikebunnya seorang diri yang berjarak sekitar 1,5 km dari rumahnya.
Ketika itu, korban yang tengah fokus menyadap karet tidak memperhatikan kondisi disekitar kebun tetangganya yang masih dipenuhi semak belukar.
Lalu tiba tiba, seekor beruang madu dewasa seketika datang menyerang dari sebelah kanannya hingga membuat korban tersungkur.
Korban kemudian berusaha melawan dan menghalau serangan beruang madu tersebut, berupaya mengibaskan pisau sadap getah karet yang dipegangnya ke arah muka beruang madu, sebelum akhirnya beruang madu tersebut kabur kembali ke semak-semak belukar.
"Waktu sedang fokus beruang madu itu tiba-tiba datang dari sebelah kanan saya langsung menyerang, saya berusaha melawan dengan pisau sadap yang saya genggam ke mukanya dan beruang madu itu langsung lari kembali ke semak-semak kebun karet disebelah saya," papar Pirman.
Kasus konflik satwa liar dan masyarakat sudah sering terjadi di Wilayah Kecamatan Lubuk Sandi ini, lantaran letak Desa Lubuk Terentang ini berada dekat dengan perbatasan Kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu, yang menjadi daerah pelintasan satwa liar.