KORANRB.ID - Industri semen merupakan salah satu sektor yang terus menunjukkan kekuatan dan perannya secara signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat ini, terdapat 16 perusahaan semen terintegrasi dengan total kapasitas produksi 120 juta ton per tahun, sehingga menempatkan Indonesia sebagai bagian dari produsen semen terbesar di Asia Tenggara.
“Pada tahun 2023, kebutuhan semen nasional sebesar 66,8 juta ton. Selain memenuhi pasokan di pasar domestik, industri semen di dalam negeri juga sudah melakukan ekspor ekspor semen 1,4 juta ton dan clinker 9,7 juta ton. Sementara itu, utilisasi industri semen kita sekitar 58 persen karena terjadinya over capacity,” kata Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kementerian Perindustrian, Putu Nadi Astuti pada acara Press Briefing di Jakarta, belum lama ini.
BACA JUGA:Listrik di Sumsel, Jambi dan Bengkulu Pulih 100 Persen, Begini Penjelasan PLN
Putu menjelaskan, terkait adanya kapasitas produksi yang berlebih di industri semen, pada tahun 2020 Kemenperin telah mengusulkan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian agar diterbitkan regulasi untuk mengatur investasi baru di industri semen.
“Usulan ini diharapkan bisa masuk ke dalam daftar negatif investasi. Jadi, diatur mengenai ketentuan teknis dan nonteknisnya dalam pembangunan pabrik semen ini,” tuturnya.
Namun demikian, Kementerian Investasi/BKPM telah mengatur hal tersebut di dalam sistem Online Single Submission (OSS).
“Di dalam sistem OSS ini, dilakukan penguncian terhadap permohonan pembangunan pabrik semen, kecuali untuk wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara,” jelasnya.
Putu mengemukakan, Kemenperin terus mendorong pengoptimalan penggunaan semen dalam negeri untuk mendukung proyek-proyek pemerintah dan swasta yang ada di Indonesia.
BACA JUGA:Minta Pertamina Petakan Kebutuhan BBM di Bengkulu, Gubernur ROhidin: Cukup hingga 15 Juni
“Konsumsi semen yang tinggi di Indonesia ini merupakan indikator penting dari pertumbuhan ekonomi nasional, di mana permintaan semen yang tinggi mengindikasikan tingginya pembangunan infrastruktur di suatu negara,” paparnya.
Di sisi lain, Kemenperin memacu produsen semen Indonesia agar terus melakukan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan dan menciptakan iklim usaha yang kondusif serta meningkatkan daya saing di pasar regional dan global.
Salah satu program keberlanjutan yang diinisiasi oleh produsen semen Indonesia adalah dengan menerapkan dekarbonisasi industri dan menghasilkan produk semen ramah lingkungan untuk mencapai Net Zero Emission di masa depan.
“Kami bertekad menjalankan komitmen terhadap perubahan iklim dan keberlanjutan, dengan kami memilki kewenangan untuk menyusun regulasi terkait dekarbonisasi industri dalam rangka mencapai Net Zero Emission (NZE) untuk sektor industri serta melakukan inventarisasi capaian penurunan emisi gas rumah kaca,” tutur Putu.
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Rp 37,41 Triliun untuk IKN, Ini Tujuannya