Pada hari Senin, 8 Juni 632 Masehi, Nabi Muhammad SAW menghembuskan nafas terakhir di pangkuan istrinya, Aisyah RA.
Berita wafatnya Nabi Muhammad SAW menyebar dengan cepat dan menyebabkan kesedihan yang mendalam di kalangan para sahabat dan seluruh umat Islam.
Para sahabat yang selalu berada di sampingnya merasa kehilangan yang begitu besar, karena tidak hanya kehilangan seorang pemimpin, tetapi juga seorang sahabat, guru, dan pembimbing spiritual.
Kabar wafatnya Nabi Muhammad SAW membawa kesedihan yang mendalam dan syok bagi para sahabat dan umat Islam.
BACA JUGA:5 Jenis Ikan yang Bisa Menyebabkan Radang Gusi, Harus Hati-hati Saat Dikonsumsi
Umar bin Khattab RA, salah satu sahabat terdekat Nabi, awalnya tidak percaya bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat.
Dengan pedang terhunus, Umar RA berkata bahwa siapa pun yang mengatakan bahwa Nabi telah wafat akan dia tebas lehernya.
Umar RA begitu terguncang hingga tidak bisa menerima kenyataan ini.
Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, sahabat setia dan khalifah pertama, dengan tenang dan penuh keyakinan menghadapi situasi tersebut.
BACA JUGA:5 Jenis Ikan yang Bisa Menyebabkan Radang Gusi, Harus Hati-hati Saat Dikonsumsi
Beliau naik ke mimbar dan mengucapkan kalimat yang sangat terkenal, "Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah hidup dan tidak akan pernah mati."
Ucapan Abu Bakar RA mengingatkan para sahabat dan umat Islam bahwa meskipun Nabi Muhammad SAW telah wafat, ajaran dan misi yang beliau bawa tetap hidup dan harus diteruskan.
Kehidupan seorang nabi memang sementara, tetapi ajaran dan pesan yang dibawanya kekal.
Wafatnya Nabi Muhammad SAW bukan hanya merupakan kehilangan besar bagi umat Islam pada masa itu, tetapi juga membawa dampak yang mendalam terhadap perkembangan Islam di masa-masa berikutnya.