Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kapasitas tanah juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko longsor.
Yang menjadi pemicu longsor yang sering terjadi, karena adanya aktivitas penambangan, terutama tambang terbuka, dapat menyebabkan gangguan besar pada stabilitas tanah.
Penambangan mengubah struktur tanah dan batuan, membuatnya lebih rentan terhadap longsor.
Selain itu, lubang-lubang bekas tambang yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi titik awal terjadinya longsor.
Seringkali, longsor terjadi sebagai hasil dari kombinasi faktor alamiah dan aktivitas manusia.
BACA JUGA:Bukan Thailand dan Vietnam, FIFA Sorot Laga Hidup Mati Indonesia Vs Filipina Malam Ini
BACA JUGA:Kenali Perbedaan Flora dan Fauna Benua Eropa dan Afrika, Ukuran Hewan di Afrika Lebih Besar
Misalnya, penggundulan hutan di daerah pegunungan yang kemudian diguyur hujan deras akan meningkatkan risiko longsor secara signifikan.
Begitu pula dengan pembangunan infrastruktur di daerah yang secara geologis tidak stabil.
Longsor adalah bencana alam yang kompleks, dipicu oleh berbagai faktor baik alami maupun akibat aktivitas manusia.
Pencegahan dan mitigasi longsor memerlukan pendekatan yang terintegrasi, termasuk konservasi hutan, perencanaan tata ruang yang bijaksana, praktik pertanian berkelanjutan, pembangunan sistem drainase yang efektif, dan pengembangan sistem pemantauan serta peringatan dini.