Waktu yang lama dibutuhkan untuk proses penyebuhan dikarenakan bakteri yang menginfeksi penderita TBC membutuhkan waktu yang lama agar benar-benar mati.
“Enam bulan tanpa terlambat minum obat, baru mereka akan sembuh, karena bakterinya sulit untuk mati,” terangnya.
BACA JUGA:Ini Daftar Lengkap Mutasi Kepahiang, 6 Kepala Puskesmas dan 12 Kepsek
Tingginya kasus TBC di Kota Bengkulu disinyalir karena masyarakat yang memiliki gejala ringan TBC seperti batuk yang terjadi lebih dari dua minggu mengabaikan dan tidak melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. Selain itu, kurangnya pencahayaan dan merokok juga sebagai pemicu TBC terbentuk.
“Ada rokok, ada juga lembab, lalu batuk, ini yang sering diabaikan, yang saat sudah diketahui, TBC sudah dalam kondisi parah,” ucapnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Mutu 20 Puskesmas
Perlu perlakuan khusus agar penderita TBC bisa sembuh dari penyakitnya. Ia mencontohkan, beberapa langkah memisahkan diri dari orang yang sehat, memakai masker, dan yang terpenting adalah jujur untuk menekan penularan.
“Paling penting jujur, dan mau berobat, memang lama, tetapi bisa dipastikan sembuh total, dan mohon masyarakat menjaga pola hidup,” tutupnya.
BACA JUGA:Buka 24 Jam, Ini 4 Puskesmas Rawat Inap di Seluma
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit P2P Dinkes Provinsi Bengkulu Ruslian menjelaskan, salah satu cara untuk menekan penyebaran TBC adalah dengan selalu menjaga daya tahan tubuh.
“Kuncinya di daya tahan tubuh, semakin kita dalam keadaan fit, semakin kecil kemungkinan kita tertular,” ucapnya.
BACA JUGA:Proyek Tak Selesai, Tiga Tahun Puskesmas Terbengkalai
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menekan penularan TBC adalah dengan cara menemukan siapa yang terkena. Kemudian mengobatinya hingga sembuh.
“Tagline-nya, temukan dan obati dengan sembuh, lalu cara mencegahnya selalu lakukan pola kehidupan sehat dengan berolahraga,” tutupnya.(dna)