“Kami melihat adanya peluang untuk melakukan ekspor ke Australia, karena di sana adalah negara dengan setir kanan. Mungkin secara ekonomi bisa menguntungkan, dan diharapkan juga produksinya bisa di Indonesia,” ungkap Agus.
Kementerian Perindustrian pun mengharapkan agar pihak Neta melakukan riset pasar yang komprehensif terhadap selera masyarakat Indonesia, sehingga produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya, Kemenperin mendorong agar Neta dapat melakukan percepatan line up produksi EV lainnya di Indonesia.
BACA JUGA:Rp 22 Miliar Gaji ke 13 ASN Bengkulu Selatan Sudah Transfer, Cek Rekening!
BACA JUGA:Benda Paling Dicari Kaum Perempuan, Ini Sejarah Cermin dan Cara Membuatnya
Pada kesempatan sama, Vice President of Neta Auto & President of Overseas Business Department Mr. Zhou Jiang menyampaikan terima kasih atas pertemuannya dengan Menperin Agus beserta jajaran.
Menurutnya, ini merupakan wujud nyata dukungan dan bantuan dari pemerintah di Indonesia.
“Kami sudah mewujudkan tingkat lokalisasi (TKDN) sebesar 40 persen di Indonesia. Pada bulan Mei, kami sudah memproduksi model Neta V di Tiongkok, dan bulan Juni ini akan memproduksi secara massal di Indonesia. Pada bulan Juli akan memproduksi model Neta X. Ini merupakan hasil partner kerja sama di Indonesia dengan kapasitas produksi sekitar 30.000 unit per tahun,” sebut Mr. Zhou.
Pada tahun ini, Neta akan memasarkan produksinya sebanyak 6.000 unit kepada konsumen di Indonesia dan sedang membuka 50 gerai di Indonesia.
“Kami merencanakan setiap tahun meluncurkan satu model baru. Kami akan meluncurkan Neta X yang diproduksi di Tiongkok. Model Neta X cukup laris pada bulan lalu, menembus lebih dari 30.000 unit,” urainya.
Selain Neta X, perusahaan juga menyampaikan komitmen memproduksi new model Neta L pada tahun depan.
Neta juga berkomitmen akan memenuhi TKDN 60% pada akhir tahun 2025.
“Kami ingin terus bekerja sama dengan Indonesia, terus meningkatkan kontribusi demi pengembangan produk otomotif di Indonesia,” ujarnya.(**)