Proses penggorengan dapat meningkatkan kandungan lemak dan kalori dalam kol.
Minyak yang digunakan untuk menggoreng, terutama jika menggunakan minyak yang tidak sehat, dapat menambah lemak jenuh dan lemak trans ke dalam makanan.
Konsumsi lemak jenuh dan trans yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Warga Lebong Ditemukan Sudah Tak Bernyawa, Alami Luka Bakar, Ini Kata Polisi
BACA JUGA:6 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menyimpan Daging
2. Potensi Karsinogen
Penggorengan pada suhu tinggi dapat menyebabkan pembentukan senyawa karsinogenik seperti akrilamida.
Senyawa ini terbentuk dari reaksi antara asam amino dan gula saat makanan digoreng pada suhu tinggi.
Akrilamida telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pada penelitian hewan, meskipun dampaknya pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
3. Pengurangan Nutrisi
Meskipun kol kaya akan vitamin dan mineral, beberapa nutrisi tersebut dapat hilang atau berkurang selama proses penggorengan.
Vitamin C, misalnya, sangat sensitif terhadap panas dan bisa berkurang secara signifikan.
Selain itu, beberapa senyawa antioksidan juga dapat rusak saat terkena suhu tinggi.
4. Ketergantungan pada Minyak Berkualitas Rendah
Kol goreng yang dijual di warung atau restoran sering kali menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang kali atau minyak berkualitas rendah.
BACA JUGA:5 Tanda-tanda Hamil Paling Umum Yang Dapat Kamu Kenali, Salah Satunya Sering Buang Air Kecil