Krisis ekonomi atau perubahan regulasi dapat mempengaruhi nilai properti secara signifikan.
4. Risiko Ketergantungan pada Penyewa
Jika properti kalian bergantung pada pendapatan sewa untuk membiayai pembayaran hipotek atau biaya lainnya, risiko jika penyewa gagal membayar atau meninggalkan properti tanpa pengganti bisa signifikan.
5. Regulasi dan Peraturan
Properti terkena regulasi pemerintah lokal, termasuk peraturan zonasi, peraturan bangunan, dan perubahan pajak properti yang dapat mempengaruhi hasil investasi kalian.
6. Risiko Perubahan Demografi dan Teknologi.
Perubahan dalam demografi lokal atau perkembangan teknologi yang mempengaruhi cara orang bekerja atau hidup dapat mempengaruhi permintaan sewa properti.
BACA JUGA:Terdakwa Korupsi SPJ Fiktif Setwan Seluma, Dituntut 20 Bulan Penjara
BACA JUGA:Punya Rumah Baru? Berikut 8 Barang yang Wajib Ada
7. Keperluan Modal Awal yang Besar
Investasi dalam properti sering memerlukan modal awal yang besar untuk pembelian, renovasi, atau investasi lainnya.
Sebagai investor, penting untuk mempertimbangkan baik kelebihan maupun kekurangan dari investasi dalam aset properti sebelum membuat keputusan.
Properti menawarkan keuntungan seperti pengembalian investasi yang stabil, pendapatan sewa, dan perlindungan terhadap inflasi, tetapi juga memiliki risiko seperti kesulitan likuiditas, biaya pemeliharaan, dan eksposur terhadap perubahan pasar.
Dengan memahami risiko dan potensi return dari investasi properti, kalian dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko. (jee)