KORANRB.ID – Di Indonesia, atap rumah bukan hanya sebagai pelindung dari cuaca eksternal baik hujan ataupun panas.
Tetapi juga sebagai bagian integral dari estetika dan gaya arsitektur bangunan yang mengambarkan budaya dan kondisi geografis yang berbeda-beda di setiap daerah dimana terus di lestarikan dan diwariskan hingga saat ini.
Salah satunya atap limasan merupakan salah satu bentuk atap tradisional Jawa yang khas.
Bentuknya menyerupai piramida dengan empat sisi yang bertemu di puncak atap. Atap limasan memberikan kesan anggun dan sering digunakan pada rumah tradisional Jawa.
BACA JUGA:Sudah Menikah? Lebih Baik Kredit Rumah Atau Mengontrak? Simak Penjelasan Ini
BACA JUGA:Ini Kelebihan dan Kekurangan Investasi Properti, Saatnya Kamu Mencoba
Atap joglo, atap tradisional Jawa yang digunakan pada rumah joglo, merupakan sebuah bentuk arsitektur tradisional Jawa yang megah.
Atap joglo terdiri dari serangkaian empat atap piramida yang bertingkat, dengan bentuk utama menyerupai tumpukan pagoda.
Selanjutnya, atap tradisional suku Batak di Sumatera Utara yang umumnya memiliki bentuk atap datar dengan ujung-ujung yang melengkung ke atas.
Atap ini terbuat dari anyaman bambu atau kayu dengan penutup dari jerami atau ijuk.
Sedangkan, atap tradisional suku Toraja di Sulawesi Selatan biasanya berbentuk datar dengan ujung-ujung melengkung ke atas.
BACA JUGA:Pentingnya Memilih Style Potongan Rambut, Serta 10 Mode yang Rekomended, Berikut Penjelasannya
BACA JUGA:Preview Euro 2024 Malam Ini, yang Terakhir Modric? Jerman Berpeluang Lolos Perdana
Konstruksi atap ini menggunakan kayu-kayu besar dan penutup dari bambu atau seng.
Untuk atap tradisional Minangkabau di Sumatera Barat memiliki bentuk melengkung yang khas, menyerupai tanduk kerbau yang melengkung ke atas. Atap ini biasanya terbuat dari sirap (ijuk atau daun rumbia) yang disusun rapat.